Warsito Purwo Taruno, ilmuwan dari lereng Lawu

Solopos.com–Dalam dua hari masa mudik tak ada seperangkat alat listrik, komputer, bahan uji coba lainnya hingga paper, yang biasanya menemani Warsito Purwo Taruno.

Ilmuwan bidang tomograpy yang menghasilkan alat pemindai yang kini dipakai Badan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) itu menenggelamkan diri dalam ritus mudik bersama jutaan orang lainnya, untuk menemui keluarga di desa.

Dijumpai Espos, Kamis (1/9/2011), dia sedang duduk santai di langgar di sudut rumahnya di RT 2/RW IX, Ploso Lor, Plosorejo, Matesih, Karanganyar. Warsito yang mengenakan kaus warna biru muda dipadu dengan jeans warna senada, tengah bersantai dan bercengkerama dengan anggota keluarganya.

Putra Karanganyar yang namanya bersinar di publik Amerika sebagai penemu teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) 4 yang digunakan di sistem pesawat ulang-alik ini, ingin sejenak bernostalgia berada desa tercinta melepas kerinduan mendalam berkumpul bersama keluarga pada Hari Fitri. Bolak-balik ke luar negeri, dirinya mengaku tak punya banyak waktu untuk istirahat di kampung tempat menghabiskan masa kecilnya ini. read more

Merantau Kuliah

Na, selamat ya dirimu diterima kuliah di UNS Solo. Ayahmu kemarin bercerita kepadaku, ia mengkuatirkan dirimu jika merantau di kota Solo, di mana ia sama sekali belum mengenal situasi kota yang disebut The Spirit of Java itu. Maklum, waktu kalian habiskan di ibukota negara. Oh iya, ayahmu bilang kamu senang sekali ketika tahu kamu diterima di fakultas pilihanmu. Aku hanya bisa berkata kepada ayahmu: biarkan anakmu kuliah jauh dari rumahnya, biar ia belajar mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya.

Na, kamu mesti berani merantau. Apalagi untuk menuntut ilmu. Lagi pula, kamu tidak tahu, selepas kuliah nanti kamu akan bekerja di kota mana. Setidaknya, dengan merantau di Solo kamu sudah belajar hidup jauh dari orang tua. Maukah aku ceritakan kisah lima orang sekawan yang juga merantau dalam kuliahnya dulu, setidaknya untuk membesarkan hatimu? read more

Ke Surabaya, bukan untuk menangkap Nazaruddin

Loh, katanya semalam Kyaine ke Surabaya bertemu Pakde Cholik dan Kang Yayat, kok nggak ada fotonya? Itulah kopdar tanpa acara foto-fotoan, tetapi untuk acara makan-makan sih tetep ada.

Thanks to Pakde Cholik dan Kang Yayat atas sambutan ramahnya. Nanti kalau Kyaine ke Surabaya lagi, akan membawakan peta, biar pilot dan co-pilotnya nggak eyel-eyelan lagi (lewat mana kalau mau ke Jl. Darmo?). read more