Nasihat sabar

Saya tiba di kediaman Kiai Budi hampir jam sepuluh malam. Di pendapa masih ada tiga orang yang tengah berbincang dengan kiai yang seumuran dengan saya itu, mungkin mereka masih enggan beranjak setelah ngaji malam reboan. Saya ikut duduk di antara mereka.

“Tolong nasihati saya tentang kesabaran, Kiai,” saya memohon kepadanya. Saya telah puluhan tahun mengenal Kiai Budi, sehingga sebagai kiai tasawuf saya yakin betul ia sudah sampai pada maqam sabar.

Ia mendekati saya, lalu berkata, “Pejamkan mata dengan rileks mas!” read more

Belajar kesabaran

Sabar itu mestinya tiada batas, sehingga terdengar wagu jika seseorang mengatakan kalau kesabarannya sudah habis. Berarti ia tidak sabar lagi. Seperti kata merdeka, mestinya tidak perlu didefinisikan arti merdeka itu apa, sebab jika didefinisikan maka ia tidak merdeka lagi, ia menjadi terkekang.

Secara merdeka kita boleh belajar kesabaran dari alam sekitar. Misalnya kepada buah-buahan. Aneka buah sampai menjadi masak/matang ada tata-waktunya: hanya manusia yang tidak sabar yang ingin segera menikmatinya sehingga ia mengeramnya dengan menaburi karbit agar cepat masak. read more

Ketawang Ibu Pertiwi

Radio di kamar bapak terdengar gending Ketawang Ibu Pertiwi. Tanda kalau siaran radio tersebut hampir usai. Sungguh syahdu dan khidmat terdengar di telinga dan terserap di hati. Ibu Pertiwi berarti bumi kelahiran, tanah tumpah darah dan rasa kebangsaan.

Ibu Pertiwi paring boga lan sandhang kang murakabi, paring rejeki manungsa kang bekti ibu pertiwi. Ibu Pertiwi sih sutresna mring sesami, ibu pertiwi kang adil luhuring budi/ ayo sungkem mring ibu pertiwi

Terjemahan bebasnya:
Ibu Pertiwi memberi kecukupan sandang pangan, memberikan rejeki pada insan berbakti (kepada) ibu pertiwi. Kasih sayang kepada sesama, ibu pertiwi yang adil luhur budi(nya), mari berbakti kepada ibu pertiwi. read more