Jika ada orang yang mencemburui rejeki orang lain, sesungguhnya ia sedang melakukan pekerjaan yang sia-sia bahkan telah melukai hatinya sendiri. Pada suatu siang, Jaka Sulaya datang ke meja Mas Suryat untuk mengobati luka di hatinya, gara-gara mencemburui rejeki Cak Kamingsun, yang menurut pengamatannya kok selalu dlidir mendatangi Cak Kamingsun.
“Rejeki itu tidak bisa ditiru, tiap orang sudah punya jatah dan cetakannya, alias sudah ada takarannya,” demikian kata bijak yang keluar dari mulut Mas Suryat mengutip dari para waskita.
“Saya nggak mudeng rembugan sampeyan, Mas!” sergah Jaka Sulaya, sengol. read more