Byar-pet, sekedar hobi PLN

Asli, saya ngakak dengan banner di atas. Di mana bisa menemukan isi banner yang sesegar dan selucu itu silakan klik gambarnya! Saya ingat ketika mas Wahyu dulu pernah membuat semacam kuis di blognya yang lama, begini bunyinya: berapa kali kira-kira aliran listrik akan padam di Banjarbaru (tepatnya di daerah rumah saya) dengan durasi pemadaman minimal 1 (satu) jam pada rentang waktu 1 – 14 Oktober 2009. Tebakan bernada kekesalan ya? read more

Menjaga generasi

“Ayah, tolong ceritakan kisah Salman al Farisi,” pinta seorang anak lelaki kepada ayahnya.

Sang ayah tersenyum mendengar permintaan anaknya. Ini bukan kali pertama. Sudah berulang kali ia mendengar kisah Salman al Farisi dari mulut ayahnya. Kenapa? Anak lelaki yang masih duduk di bangku SD itu sangat bangga dengan nama pemberian ayahnya: Salman al Farisi.

Tiada bosan juga sang ayah menceritakan kisah Salman, pemuda yang berasal dari Persia yang berkelana mencari kebenaran Illahi, yang akhirnya ia menemukan cahaya Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

 “Kanjeng Nabi dengan penuh perhatian menyimak proposal yang diajukan Salman al Farisi untuk melindungi Kota Madinah dari serangan kaum kafir. Salman mengusulkan kepada Kanjeng Nabi membuat parit yang mengelilingi Kota Madinah. Salman menjelaskan idenya dengan mengambarkan di tanah di hadapannya sehingga para sahabat di sekeliling Kanjeng Nabi bisa memahami maksudnya. Gagasan brilian Salman disetujui oleh Kanjeng Nabi. Dengan cara bergotong-royong, kaum muslimin menggali parit tiada merasa lelah. Kanjeng Nabi tidak tinggal diam, juga ikut menggali tanah bahkan memecah bebatuan yang terpendam di sana. Atas kehendak Gusti Allah, kaum kafir tidak dapat menembus Kota Madinah bahkan kocar-kacir oleh datangnya angin lesus yang memporak-porandakan pasukan kaum kafir.”

Pada sesi inilah sang ayah memperagakan aksi corat-coret di atas kertas, bergaya seperti Salman yang menyusun strategi Perang Khandaq yang sangat masyhur itu.

“Aku ingin seperti Salman al Farisi itu, ayah,” kata anak lelaki itu. Sang ayah tersenyum dan mengelus rambut anak keduanya itu. “Ya, itulah kenapa ayah menamaimu Salman al Farisi, nak.” read more

Merindukan Pak Harto

Kemarin Indo Barometer melakukan survei yang menunjukkan Soeharto sebagai presiden yang paling disukai responden. Menurut saya, hasil survei tersebut tidak mengejutkan, jika yang menjadi responden adalah rakyat kebanyakan, seumuran saya atawa lebih. Pada obrolan a la warung kopi, saya sering mendengar orang berbicara lebih enak di jaman Pak Harto: apa-apa murah harganya.

Pertanyaan yang saya sendiri tidak tahu jawabnya adalah apakah dengan demikian rakyat menginginkan pemerintahan sekarang kembali ke sistem yang oleh sebagian kalangan dinilai otoriter dan diktator? Tapi, otoriter atawa diktator untuk hidup berbangsa dan bernegara yang  baik ada nggak ya? Lalu, memilih jalan reformasi apakah bisa dinilai sebagai pilihan yang buruk? Embuh! read more