Bidadari lêmu

Joko Tarub kelelahan. Kayu bakar yang ia kumpulkan sejak pagi tadi sudah cukup banyak, bisa digunakan untuk satu pekan ke depan. Joko Tarub hidup berdua saja dengan ibunya. Ia duduk di bawah pohon, matanya menatap pohon kelapa yang menjulang tinggi di depannya.

Ia ingin sekali menikmati sebutir kelapa muda untuk mengobati rasa hausnya. Ia pun segera memanjat pohon kelapa itu. Belum sampai puncak pohon, ia menyaksikan sebuah pelangi di atas telaga yang tidak jauh dari tumbuhnya pohon kelapa itu.

Joko Tarub terpana menyaksikan indahnya pelangi yang berwarna-warni itu. Seumur hidupnya, baru sekali itu ia melihat pelangi. Ya, pelangi memang  pemandangan indah yang jarang bisa dilihat oleh setiap orang. Pelangi yang berbentuk seperti busur di langit muncul karena adanya pembiasan dari sinar matahari. Pelangi biasa terlihat di daerah pegunungan atawa ketika sedang mendung atawa ketika hujan baru berhenti turun. Pelangi ini satu-satunya gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata telanjang manusia. read more

Hujan Bulan Juni


tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Hujan Bulan Juni by Sapardi Djoko Damono

Pelaminan milik Nurbaya

“Serahkan Nurbaya padaku dan lunaslah hutang-hutangmu!” kata Datuk Maringgih kepada ayah Nurbaya.

Mendengar kalimat yang diucapkan Datuk Maringgih di ruang tamu membuat Nurbaya seperti disengat ribuan kelabang. Apalagi Bagindo Sulaiman – ayah Nurbaya, mengiyakan proposal yang diajukan Datuk Maringgih. Nurbaya segera keluar kamar dan menyelinap keluar melalui pintu dapur. Ia berlari menemui Syamsul kekasihnya. read more