Melanjutkan penggalan dongeng sebelumnya.
Tanpa terasa, hampir dua purnama umur perpisahan Sekartaji dan Inu Kertapati. Sekartaji yang bermetamorfosis menjadi seekor keong bercangkang emas nasibnya ketula-tula (terlunta-lunta), karena ia hidup di sepanjang bantaran sungai. Jika ada predator yang mendekatinya, ia buru-buru berlari ke liang persembunyiannya. Waktunya ia habiskan untuk bertapa, dan kalau lapar mendera ia keluar sejenak mencari makanan.
Tak bosan ia memohon kepada Sang Pencipta agar kelak ada orang yang bisa membebaskannya dari kutukan. Hanya kesabaran yang ia punya, selebihnya ia pasrahkan pada takdir.
~0Oo~
Panji Asmarabangun yang kini menjadi anak angkat mBok Rondo Dadapan sesekali pergi agak jauh dari rumah untuk mencari sisik melik keberadaan orang yang sangat dicintai. O. Sekartaji betapa aku merinduimu. Di mana kamu sayangku? Tak ada satu pun kabar yang aku terima darimu. Panji senang merenung di tengah hutan. Jika sore menjelang ia pulang dengan membawa kayu bakar, buah-buahan atawa apa pun yang dapat dimakan bersama ibu angkatnya. read more