Kisah Lampu Teplok yang Tetap Setia

Pada sebuah dinding sudut dapur milik keluarga Pak Abdul, terjadilah dua persahabatan antara seekor cicak dan sebuah lampu teplok. Mereka berkawan sudah cukup lama dan masing-masing mempunyai nama kesayangan. Cicak yang cantik itu bernama Ceci, sedangkan lampu teplok dipanggil dengan Tepli.

Awal perkenalan mereka tanpa disengaja. Saat Ceci sedang mencari makan di dapur terdengar tangisan pilu si Tepli, dan Ceci pun menghampirinya.

“Kawan, kenapa malam-malam begini kamu menangis demikian memilukan hati. Aku tidak tahan mendengarnya, hingga aku menghampirimu?” tanya si Ceci kepada Tepli. read more

Sepatu Kaca Cinderella

Gadis yang sehari-harinya berpakaian lusuh dengan muka penuh jelaga, tetapi di malam itu kecantikannya bak bidadari langit ke tujuh.

“Kini namamu bukan Upik Abu lagi, tetapi Cinderella,” kata ibu Peri yang baik hati. “Nah, sekarang berangkatlah ke pesta yang diadakan oleh Pangeran Tampan. Siapa tahu ia berjodoh denganmu, Cin!”

“Tapi… ibu… aku ke sana naik apa?” rajuk Cinderella.

“Di depan rumah sudah aku sediakan mobil dan sopirnya. Coba kamu tengok dari jendela ini,” kata ibu Peri sambil menyibak tirai jendela. read more

Anjing dan Bayangannya

Bak sampah yang berada di ujung gang itu telah penuh dengan tumpukan sampah. Sudah dua hari ini truk sampah milik pemerintah daerah belum juga mengangkutnya. Aroma khas sampah sudah mulai menyeruak dalam radius puluhan meter.

Sampah selalu saja menjadi masalah yang tiada berkesudahan penyelesaiannya. Sosialisasi untuk memisahkan sampah basah dan sampah daur-ulang pernah dilakukan, tetapi dalam pelaksanaannya ternyata tidak mudah. Bangsa yang beradab tahu cara mengelola persampahan. read more