Skak

Di masa bocah dulu, soal mainan, bapak tidak pernah membelikannya untuk keempat anak lanangnya. Saya akui bapak sangat kreatif membikinkan mainan untuk kami. Misalnya ketika sedang musim tembak-tembakan, bapak membuat pistol mainan dari kayu. Atau ketapel dari batang jambu yang terkenal liat itu. Kami menyaksikan dan kami meniru apa yang dibuatkan bapak tadi. Tak sekedar diraut, bahkan sampai diamplas dan dicat.

Pada suatu hari ketika bapak pulang kerja – ia pulang seringnya malam hari – bapak mengelap lantai semen ruang tamu rumah kami. Listrik PLN yang baru sebulan kami nikmati, menerangi remang-remang ruang tamu. Mungkin karena waktu itu pasokan listrik PLN masih menggunakan 110 Volt, cahaya lampu tidak begitu terang. read more

India #6: Mahakurawa

Judul: Mahakurawa | Parwa I: Cakra Manggilingan (502 hal) | Parwa II: Kaliyuga (651 hal) • Penulis: Anand Neelakantan • Penerbit: Javanica (2019)

Ada ratusan atau bahkan mungkin ribuan versi kisah Mahabharata, dan versi yang paling saya suka adalah Mahakurawa, kisah Mahabharata dari sudut pandang Kurawa. Saya meyakini, sejahat-jahatnya orang, ia masih memiliki sisi baik sebab hati nurani yang ada di setiap orang akan menuntunnya untuk berperilaku atau bersikap baik. Kurawa yang dalam kisah-kisah pewayangan Nusantara mendapatkan cap sebagai pihak yang hitam, dan Pandawa sebagai pihak yang putih. Sebaik-baiknya Pandawa, mereka juga memiliki sifat-sifat buruk.

Pandawa sengaja menggunakan panggilan “Dur” untuk sebagian sepupunya yang masuk klan Kurawa, seperti Suyudana menjadi Duryudana, Susasana menjadi Dursasana atau Susilawati menjadi Dursilawati. “Dur” berarti orang yang tak mampu mengendalikan kekuasaan atau kekuatan. Sabaliknya, Suyudana adalah seorang pangeran yang begitu jujur, pemberani, punya kemauan diri, dan sanggup memperjuangkan apa yang diyakininya. Ia juga tak pernah percaya kalau para Pandawa merupakan keturunan dewata. read more

Katak berenang di air hangat

Dalam hitungan belasan bulan, Mas Suryat memasuki masa purna tugas alias pensiun. Rencana yang sudah setengah matang, ia akan menikmati masa pensiun dengan membuka toko kelontong di dekat sebuah masjid ngiras pantes sekalian bantu-bantu pekerjaan marbot masjid tersebut.

Pada suatu hari, melalui akun yang ia pasang di jaringan profesional terbesar di dunia di internet itu, ia mendapatkan sebuah tawaran yang menggiurkan, yang bisa membuyarkan keinginan luhurnya menikmati masa pensiun seperti yang diuraikan di atas itu.

Segera saja ia curhatkan ke sahabat kentalnya, Mas Kandam, yang sudah tiga tahun lalu pensiun dan sekarang menjadi salah satu eksekutif di sebuah perusahaan multinasional. read more