Ketawang Ibu Pertiwi

Radio di kamar bapak terdengar gending Ketawang Ibu Pertiwi. Tanda kalau siaran radio tersebut hampir usai. Sungguh syahdu dan khidmat terdengar di telinga dan terserap di hati. Ibu Pertiwi berarti bumi kelahiran, tanah tumpah darah dan rasa kebangsaan.

Ibu Pertiwi paring boga lan sandhang kang murakabi, paring rejeki manungsa kang bekti ibu pertiwi. Ibu Pertiwi sih sutresna mring sesami, ibu pertiwi kang adil luhuring budi/ ayo sungkem mring ibu pertiwi

Terjemahan bebasnya:
Ibu Pertiwi memberi kecukupan sandang pangan, memberikan rejeki pada insan berbakti (kepada) ibu pertiwi. Kasih sayang kepada sesama, ibu pertiwi yang adil luhur budi(nya), mari berbakti kepada ibu pertiwi. read more

Khaled Hosseini bercerita tentang Afghanistan

Afghanistan adalah negeri yang selalu berperang, demikian jawabanku jika engkau bertanya kepadaku. Referensiku tentang Afghanistan melulu dari tayangan televisi: tentang negeri yang diduduki Rusia, tentang mujahidin yang disokong negara-negara Barat, tentang perang saudara, tentang Taliban, dan terus berkonflik.

Setelah aku membaca novel-novel Khaled Hosseini, ternyata Afghanistan tidak melulu tentang perang.  Adalah Jalaluddin Ar-Rumi, seorang penyair sufi legendaris dalam sejarah peradaban Islam lahir di Balkh Afghanistan pada tahun 1207. Pantas saja,  puisi menjadi  bagian budaya Afghanistan. Malam Kamis menjadi Malam Puisi di kota barat Herat. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak berkumpul untuk bertukar syair kuno dan modern. Mereka juga mendengarkan musik Herati tradisional dan menikmati teh manis dan kue sampai larut malam. read more

Srawung, rencana pensiun dan Pakde

Saya senang mendengarkan kalau anak saya bercerita tentang suasana kantornya hari itu. Sesekali saya memberikan komentar dan wawasan seputaran dunia kerja kepadanya. Saat ini kau masih dalam tahap berjuang nak, masih jauh untuk menemukan maqam yang enak untuk pijakan. Tetapi yang membanggakan, ia ikut terlibat dalam sebuah perubahan manajemen yang lebih baik di tempatnya bekerja.

Sering saya menekankan kalau gaji itu urusan ke sekian. Berkaryalah sebaik-baiknya. Jika kau digaji seribu, berikan seribu lima ratus harga karyamu. Jangan mengejar kekayaan, sebab kekayaan itu sejatinya akibat dari buah karyamu. Mulailah untuk srawung sak jembar-jembare, bergaul seluas-luasnya, tak hanya di lingkungan tempat kerja tetapi juga di luar itu.

***

Tiga hari sebelum cuti lebaran kemarin, mas Kandam mampir ke kantor saya. Alhamdulillah, ia membawakan seperangkat kue lebaran buatan istrinya. read more