Bagong membangun istana

sudah kubangunkan untukmu
sebuah istana hujan
yang terbuat dari pilar-pilar pualam putih
dan kristal batu
sehingga seribu cermin
bisa memberi tahuku
betapa makin cantiknya kau
berubah bagiku kini

Bukan Istana Bagong

Limbuk teringat buku hariannya, yang pada lembar pertama tertempel sebuah sajak yang berjudul Istana Hujan karya Yvan Goll (1891–1950). Sajak tersebut hadiah dari Bagong, ketika cinta Limbuk dan Bagong sedang mekar-mekarnya.

Bersama simboknya, Limbuk sedang menikmati pesona Candi Arjuna, dengan maksud melupakan sementara kegalauan hatinya akibat kena sindrom CLBK. Hujan di Dataran Tinggi Dieng justru membuat ia makin merindukan Bagong.  read more

CLBK-nya Limbuk

Tak ada satu lelaki pun yang mampu mengisi kekosongan hati Limbuk kecuali Bagong. Loh, bukannya Bagong tempo hari telah memutuskan cintanya? Limbuk sedang kena sindrom CLBK: Cinta Lama Belum Kelar.

Limbuk sempat lupa rasanya jatuh cinta gara-gara cara Bagong memutuskan cinta demikian mengejutkan. Kini, Limbuk merasakan jatuh cinta jilid kedua kepada lelaki yang sama. Gila betul yang dirasa, ia ingin segera bertemu dengan Bagong. Melihat saja cukup, setidaknya bisa mengobati rasa kangen. Bayangkan saja, kangen yang ia derita membuatnya menangis siang dan malam. read more

Mempertahankan Harga Diri

Tanpa diduga oleh Drona, Ekalaya segera meloloskan pisau belati yang ada di pinggangnya dan memotong ibu jari tangan kanannya. Cres!! Kemudian, ia memberikan potongan ibu jarinya itu kepada Mahaguru Drona.

Tanda bakti Ekalaya kepada gurunya

Drona segera berlalu dari hadapan Ekalaya yang dari bekas lukanya masih meneteskan darah. Potongan ibu jari Ekalaya ia bungkus dengan kain kemudian ia gantungkan pada ikat pinggangnya.

Demikianlah, siasat licik dilaksanakan dengan gemilang oleh Drona. Dengan kehilangan ibu jari tangan kanan, ia berharap Ekalaya tak mampu lagi memainkan busur dan anak panah secara sempurna, sehingga tak akan ada lagi manusia di bumi ini yang bisa mengalahkan Arjuna.

Ketika sampai di Hastinapura, ia tunjukkan potongan ibu jari itu kepada Arjuna, murid kesayangannya. Arjuna girang bukan main, sebab kini tak ada lagi orang yang mampu menandinginya dalam ilmu perpanahan. read more