Es puter Pak Gombil

Setiap kali melihat orang jualan es puter keliling, saya selalu teringat Pak Gombil. Siapa itu Pak Gombil?

Ini kenangan waktu saya masih SD dulu. Saya bertetangga dengannya. Pak Gombil dan teman-temannya yang asli Wonogiri menyewa sebuah rumah, sebagai tempat memproduksi es puter. Saya dan teman sepermainan sering berkunjung ke rumah Pak Gombil untuk melihat bagaimana es puter tersebut dibuat.

Pagi-pagi sekali, ia dan teman-temannya sudah duduk manis di depan “mesin” es puter miliknya: sebuah tong yang terbuat dari kayu, di tengahnya dimasukkan sebuah tabung aluminium yang di dalamnya telah berisi adonan es puter yang masih cair. Kemudian pada ruang yang kosong (di dalam tong tersebut) diisi dengan bongkahan es batu kemudian ditaburi garam kasar. Dengan kesabaran ekstra-tinggi, tabung aluminium tersebut diputar pelan-pelan sampai adonan di dalamnya membeku dan siap disajikan/dinikmati. read more

Silaturahim membawa keberkahan #2

Setelah kelar acara Seminar Motivasi bersama adik-adik siswa SMA Negeri 1 Karanganyar, giliran bersilaturahim dengan teman-teman masa SMA dulu yang dikemas dalam acara Reuni 30 Tahun. Ya, tiga puluh tahun sudah kami – angkatan 1986 – lulus dari SMA.

Meskipun kami punya Group WA – baik yang sekelas maupun antar kelas – tetapi ada beberapa teman yang tidak pernah bertemu belasan tahun bahkan sejak lulus SMA dulu, sehingga pada saat bertemu kembali saling tebak: siapakah dirimu, kawan? read more

SMA paling top sedunia

Waktu itu, 1983, siapa sih yang tidak ingin masuk SMA Negeri 1 Karanganyar? Semua lulusan SMP berlomba-lomba untuk dapat diterima di SMA favorit itu. Dulu, seleksinya tidak menggunakan sistem NEM, tapi dengan test tertulis. Dan saya, termasuk salah satu peserta test yang diterima.

Ada satu nadar yang mesti saya tunaikan waktu itu: jika saya bisa lolos seleksi saya akan menggunduli kepala saya.

Seingat saya, dulu itu hanya bernama SMA Negeri, tanpa embel-embel nomor di belakangnya, karena memang hanya ada 1 SMA Negeri di wilayah Kota Karanganyar. Kalau tidak salah, baru tahun 1986 berdiri SMA Negeri 2, yang kelas-kelasnya masih nebeng di SMA Negeri, masuk sore harinya.

Sesungguhnya bapak saya menginginkan saya sekolah di SPG, nanti biar jadi guru. Bahkan ketika saya memilih ikut tes masuk SMA bapak masih berharap saya mendaftar ke SPG jika nanti tidak lolos seleksi. read more