Senyumlah di Sore Hari

Lelaki 30 tahun yang murah senyum itu bernama Tuji. Pekerjaan utama sebagai  asisten pribadi Mas Bangun. Ini bukan sembarang nama, Bangun singkatan dari Bambang  Untu (gigi) seorang ahli pergigian – di kartu namanya, ditulis Techniker Gigi. Dua tahun sudah Tuji bekerja di tempat praktek Mas Bangun.

Tugas Tuji (kata temannya : yen mingkem metu siji) selain sebagai asisten, ia mencatat administrasi termasuk menerima pembayaran dari para pasien. Tuji termasuk orang yang tekun. Apapun yang dilakukan oleh Mas Bangun ia pelajari karena ia ingin mewarisi ilmu yang dimiliki Mas Bangun, syukur-syukur bisa membuka praktek sendiri nantinya. read more

Kata Ibu Mereka di Waktu Kecil Dulu

Ibunya Diponegoro : “Wir (Ontowiryo, nama kecil Diponegoro), sekali-kali mbok kamu lepas topi koboimu dan pakailah surban ini. Sekarang naiklah ke atas kuda putihmu itu. Hmm..kamu makin gagah dan berwibawa.”

Ibunya Kartini : “Nduk, jangan pakai laptop terus. Nanti kamu kagok menulis dengan tanganmu yang lembut itu. Ibu suka dengan tulisan miringmu. Aku yakin, teman-temanmu di negeri Belanda pun lebih suka menerima surat daripada email yang kamu kirimkan kepada mereka.”

Ibunya Pattimura : “Kamu jangan suka bawa-bawa golok begitu deh. Kasihan teman-temanmu nanti, bisa tergores oleh golokmu.” read more

Drum Band Dhemit

Ini bukan cerita mengada-ada. Saya hanya ingin berbagi pengalaman dan siapa tahu Anda pun mempunyai pengalaman yang sama tentang drum band dhemit di Kota Jogja. Apa itu drum band dhemit?

Tahun 1986 saya mulai tinggal di Jogja, meskipun dengan cara hidup ngekos. Enam tahun saya tinggal di wilayah utara Selokan Mataram dekat Fak. Peternakan UGM.  Tentu saja, waktu itu Jogja tidak seramai sekarang ini. read more