Drum Band Dhemit

Ini bukan cerita mengada-ada. Saya hanya ingin berbagi pengalaman dan siapa tahu Anda pun mempunyai pengalaman yang sama tentang drum band dhemit di Kota Jogja. Apa itu drum band dhemit?

Tahun 1986 saya mulai tinggal di Jogja, meskipun dengan cara hidup ngekos. Enam tahun saya tinggal di wilayah utara Selokan Mataram dekat Fak. Peternakan UGM.  Tentu saja, waktu itu Jogja tidak seramai sekarang ini.

Setiap waktu subuh, dari arah timur kota sering terdengar kelompok drum band memainkan berbagai peralatan musiknya. Saya membayangkan kalau kelompok drum band itu sedang berbaris dengan langkah gagah dan tegap. Pada awalnya, saya sangat gumun mendengar suara drum band yang sedang berparade di pagi buta, apalagi beberapa teman kos juga mendengar suara yang sama.

Dan selanjutnya, saya akan sering mendengar parade drum band di pagi buta dari arah timur kota.

Konon, suara yang mirip drum band di pagi buta itu berasal dari pasukan Nyai Roro Kidul yang baru saja turun dari puncak Gunung Merapi yang menyusuri berbagai alur sungai yang  mengalir menuju pantai Parangkusuma, tempat bersemayamnya Nyai Roro Kidul. Pasukan Nyai Roro Kidul yang turun gunung tersebut biasa disebut dengan Lampor.

Pada masa kecil dahulu, orang tua di kampung saya sering menakut-nakuti anaknya (yang nakal) dengan keberadaan lampor ini. Bukan berupa parade drum band, tetapi bunyi gemerincing dari kaki kuda tunggangan Nyai Roro Kidul. Dari cerita bapak, pada penjajahan Jepang fenomena lampor dimanfaatkan untuk strategi perang oleh tentara Jepang. Mereka sengaja menciptakan lampor, untuk mengelabuhi rakyat. Ketika rakyat bersembunyi di dalam rumah, saat itulah tentara Jepang mengangkuti logistik perang dari satu tempat ke tempat lain.

Saya masih penasaran perihal drum band dhemit ini.