Khong Guan

Peringatan dini: ini sama sekali bukan iklan, hanya sebuah kenangan dan cerita ringan mengenai biskuit kesayangan saya.

Seingat saya biskuit Khon Guan (KG) sudah ada sejak saya kecil dulu [belakangan saya browsing dan mendapatkan informasi pabrik biskuit ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1970). Saat itu saya jarang sekali menikmati biskuit KG ini. Bisa jadi karena harganya mahal, orang tua saya menyediakan biskuit ini ketika lebaran tiba, dengan kaleng KG ukuran besar.

Biasanya seminggu sebelum lebaran Bapak sudah membeli KG dan menyimpannya di lemari. Mendekati lebaran, saya sudah mereke-reka biskuit mana yang akan saya makan duluan. Jenis wafer yang menjadi favorit saya [meskipun nanti tidak pilih-pilih lagi, semua jenis biskuit akan tandas dalam sekejap]. Setelah shalat ied, ibu akan membuka kaleng KG, saya dan adik-adik sudah tidak sabar lagi mengambil biskuitnya. read more

A.R.I.E.L

Nama aslinya Paiman, tapi orang-orang suka memanggilnya dengan nama Ariel. Entah siapa yang pertama kali memanggilnya begitu. Tapi yang saya tahu, sejak ia mangkal di ujung jalan ke Padeblogan ia kondang dengan nama Ariel itu. Ya, wajah dan penampilan Paiman memang mirip Ariel. Wajah tirusnya, rambutnya, sorot matanya bahkan lagak lagean berjalannya pun sangat mirip Ariel.

Paiman membuka kios kelontong dekat pangkalan ojek. Konsumen utamanya selain tukang ojek dan orang yang lewat, juga para cantrik Padeblogan. Tapi, sore kemarin ketika saya ke kiosnya tidak menjumpai si Ariel. read more

(Lagi) Tolong Bantulah Anak Saya!

Ini perkara hitungan matematika di toko saya. Hal yang sama pernah posting di sini.

Jika ada waktu luang saya sering membawa anak-anak ke toko, apalagi kalau bukan untuk memberikan pembelajaran bisnis di usia dini kepada mereka. Salah satu hal yang cukup penting yang harus saya sediakan di kasir toko adalah uang receh, karena saya anti memberikan uang kembalian yang berupa permen. Ya, permen bukan alat jual beli.

Untuk menyiasati stock  uang receh tetap ada di kasir, penjaga toko menggunakan trik “tukar receh” dengan pembeli. Contoh konkritnya seperti ini. Seorang pembeli berbelanja sebanyak Rp 4.600,- dan membayar dengan uang lima ribuan. Pada kesempatan pertama, penjaga toko akan menawarkan kepada pembeli tersebut dengan mengajukan pertanyaan, “punya receh seratus rupiah?” Kalau pembeli itu memberikan uang receh Rp 100,- maka penjaga toko akan memberikan uang kembalian sebesar Rp 500,-. read more