Terawangan Klenik Pemenang Pilpres 2009

Di ruang praktek mBah Ndobos Wiseso, dukun klenik dari kampung sebelah.

“mBah, mbok saya diitungkan siapa yang bakal menang di pilpres nanti,” kata pasien pasien langganan.
“Urusanmu apa, dengan pilpres nanti,” mbah dukun ganti bertanya.
“Anu mbah… saya mau ikut totohan sama teman. Lumayan, 5 juta dapatnya nanti,” jawab pasien langganan.
“Aku nanti minta separoh ya,” kalimat mbah dukun membuka negosiasi.
Nggih sampun, kula pasrah bongkokan mawon,” akhirnya pasien langganan setuju dengan permintaan mbah dukun.

mBah Ndobos Wiseso segera mengambil kertas dan menuliskan nama-nama capres-cawapres yang akan bertanding nanti. Antara huruf satu dan lainnya ditulis agak renggang. Pasien langganan dengan cermat mengamati tulisan di atas kertas.

“Ayo, sekarang kita mulai. Huruf A dihargai nilai 1, B=2, dan seterusnya sampai Z= 26 ya,” kata mbah dukun sambil coret-coret kertas. Ini hasilnya.

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI + PRABOWO SUBIYANTO = (13+5+7+1+23+1+20+9+19+15+5+11+1+18+14+15+16+21+25+18+9) + (16+18+1+2+15+23+15=19+21+2+9=25+1+14+20+15) = 482
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO + BOEDIONO = (19+21+19+9+12+15+2+1+13+2+1+14+7+25+21+4+8+15+24+15+14+15) + (2+15+5+4+9+15+14+15) = 355
JUSUF KALLA + WIRANTO = (10+21+23+21+6+11+1+12+12+1) + (23+9+18+1+14+20+15) = 218

“Yesss!!! MegaPro akan menang!” teriak pasien langganan.
Ojo seneng dhisik, itungan ini belum selesai,” kata mbah dukun kalem, “Angka-angka ini belum dikalikan dengan nomor urut mereka”.

482 X 1 = 482
355 X 2 = 710
218 X 3 = 654

“Waduh, kok yang tengah yang menang ya mbah?” tanya pasien langganan keheranan.
Yo, embuh!!! Tapi cocok dengan hasil survey yang katanya pesanan itu toh?” jawab mbah dukun sambil menghisap Djarum Coklat.

Note :
totohan = taruhan
Nggih sampun, kula pasrah bongkokan mawon = ya sudah, saya ngikut saja
Ojo seneng dhisik = jangan senang dulu
Yo, embuh = ya, nggak tahu

Saya dan Presiden SBY, SBY-JK, SBY vs JK

Undangan dari Sekretariat Negara saya pegang erat-erat, berulang kali saya baca isinya. Ada rasa senang bercampur terharu. Tanggal 14 Desember 2004, Presiden SBY membuka musyawarah nasional organisasi yang saya ikuti, di Istana Negara. Sama sekali tidak terbayang di benak saya akan masuk ke Istana Negara bertemu presiden pula.

Ketika protokol Istana memberi tahu kalau presiden berkenan untuk memberi ucapan selamat kepada para peserta musyawarah, saya siap-siap maju ke depan untuk bersalaman dengan Presiden SBY. Jas yang saya pakai semakin membuat gerah dan telapak tangan yang berkeringat, bolak-balik saya lap di celana. read more

Senyum si mBak Kok Hilang

Debat Capres semalam terasa garing, tidak ada yang mengejutkan – dan dengan terpaksa saya mematikan TV di tengah acara. Si mBak, yang setiap wawancara di TV selalu saya tunggu : kejutan-kejutan gagasan dan pendapatnya, kepintarannya dalam menjawab suatu pertanyaan, kelucuannya, keceriaannya, kekenesannya, sifat keibuannya, dan yang paling penting bagi saya senyuman manisnya itu. Senyum yang menyejukkan. Semalam, saya tidak mendapatkan itu semua. read more