Dalam tradisi Jawa ada bermacam panggilan untuk seorang anak, baik anak laki-laki atau anak perempuan. Pada anak laki-laki ada yang dipanggil dengan anggèr/nggèr (huruf e dibaca seperti pada bebek), panggilan yang menunjukkan ekspresi kasih sayang. Lalu ada nang, ini penggalan kata lanang yang berarti laki-laki. Panggilan yang paling unik adalah le, penggalan kata thole yang tak lain menunjuk kepada kemaluan laki-laki, konthol(e). Akhiran (e) berarti “nya”, seperti misal dalam kata mripatee yang berarti matanya. Ada juga yang memanggil anak lelaki dengan cung, penggalan kata kuncung – dari model rambut si anak.
Sedangkan pada anak perempuan di antaranya ada panggilan nok atau ndhuk (asal kata gendhuk), sering dipakai oleh masyarakat Solo dan Jogja. Seperti halnya panggilan thole, panggilan seorang anak perempuan ada yang dikenal dengan bawuk (kemaluan perempuan) atau sering disingkat dengan wuk saja. read more