Rahasia Ketok Mejik

Kalau diperhatikan, di sepanjang jalan kota Anda akan terlihat tulisan Ketok Mejik, Ketok Magic, Ketox Megic, atawa apa pun cara penulisannya tergantung kreatifitas pemiliknya. Biasanya tulisan itu dipasang/ditulis di pintu ‘garasi’ yang terbuat dari seng. Mereka menawarkan jasa memuluskan kembali body kendaraan yang penyok. Setiap pagi saya melewati gerai Ketok Mejik ini selepas menurunkan Kika di sekolahnya. Inilah pengalaman saya berhubungan dengan jasa Ketok Mejik beberapa tahun lalu:

Suatu ketika Mister Katana saya kepentok di parkiran sehingga pantat si Mister penyok cukup dalam. Meskipun si Mister saya masukkan asuransi, ada keinginan juga untuk mencoba memuluskan kembali di gerai Ketok Mejik. Karena ini pengalaman pertama berhubungan dengan Ketok Mejik saya mencari referensi ke beberapa teman yang pernah datang ke gerai Ketok Mejik. Namanya juga berbau magis maka informasi yang saya dapatkan pun menyerempet ke hal-hal klenik, seperti: read more

Kisah lahirnya si Rebkli

Usia kehamilan istrinya memasuki tujuh bulan. Lelaki yang suka berbaju krem, yang tak lain suami dari perempuan yang hamil tujuh bulan itu, segera mempersiapkan acara tingkeban/mitoni – tujuh bulanan masa kehamilan anak pertama. Sebagai orang Jawa lelaki itu berpendapat kalau ritual tingkeban rasanya lebih afdol dilakukan meskipun dengan cara yang sederhana. Apalagi anak yang dikandung istrinya itu akan menjadi cucu pertama, baik dari keluarganya maupun keluarga istrinya.

Dengan dukungan penuh dari keluarga besarnya, acara tingkeban pun dipersiapkan. Ada tiga ritual inti dalam tingkeban, yaitu bancakan, siraman dan ganti kain/pakaian. Untuk bancakan yang dipersiapkan seperti tumpeng urap, urapnya 7 macam, jajan pasar palawija dan buah masing-masing 7 jenis, nasi kuning lauknya 7 macam, rujak dengan 7 macam buah, dan dawet. Nasi dan rujak ditempatkan pada sebuah takir (semacam mangkok yang dibuat dari daun pisang) ditempatkan pada layah (semacam piring dibuat dari tembikar) dengan dihiasi warna-warni makanan, juga jarum dan benang.

Lalu untuk acara siraman dipersiapkan jajan pasar satu tampah/nyiru lengkap, tumpeng robyong menggunakan cething/bakul bambu, satu ekor ayam (hidup), siwur/gayung dari batok kelapa, kembang 7 warna, air dari 7 mata air/sumur, cengkir/kelapa sangat muda. Kemudian para ibu sepuh yang berjumlah 7 bertugas menyirami istrinya yang hamil tadi. Para ibu sepuh adalah terhitung nenek atawa budhenya.

Selesai siraman, cengkir tadi dimasukkan ke dalam kain istrinya yang hamil, brojol dari atas ke bawah hal ini dimaksudkan supaya sang bayi lahir dengan cepat. Lelaki itu kemudian membelah cengkir, airnya diminum oleh istrinya. Ketika lelaki membelah cengkir, konon tidak terbelah secara sempurna. read more

Tentang sikap

Tumben-tumbenan RM Ario Trengginas mampir di Padeblogan di hari kamis sebelum jam satu siang. Menurut sekretarisnya, kamis adalah hari meetingnya, dari pagi hingga sore hari, bahkan tak jarang hingga malam. Ya, dua meetingnya dibatalkan karena kolega dari Jepang mengabarkan kalau pertemuan ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan. Koleganya itu mungkin sedang kena dampak bencana tsunami tempo hari.

Tampak si Joksan sedang membaca buku filsafat. Bibirnya umak-umik, matanya mendelik, begitulah cara Joksan memahami kata per kata dalam suatu kalimat filsafat.

“Jok, lagi baca apa sih kayaknya serius amat?”

“Oh, Denmas Ario toh. Ini loh, iseng-iseng baca buku filsafat yang dipinjami Kyaine. Saya bacakan kalimatnya: tak akan ada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat membantu seorang yang sudah bermental negatif.read more