Peta Mudik

Bagi pemudik, baik pemula maupun yang sudah kapalan, membawa sebuah peta mudik jauh lebih baik. Pada jalur-jalur padat seperti Pantura Jawa, pada ruas-ruas tertentu sering dilakukan pengalihan rute mudik melalui jalur alternatif. Pada beberapa rute, ruas jalan yang dipakai untuk jalur alternatif tersebut merupakan kelas jalan kabupaten bahkan kecamatan. Jalan-jalan alternatif jauh lebih sempit, berliku, jaraknya lebih jauh dan tak jarang kondisinya rusak berat.

Peta mudik akan sangat bermanfaat ketika kendaraan kita dialihkan ke jalur alternatif. Dari pengalaman saya mudik selama ini, salah satu kekurangan jalur alternatif adalah minimnya rambu-rambu penunjuk arah. Dengan peta mudik setidaknya dapat membantu kita sedang berada di mana, ke mana nanti beloknya jalan menuju jalur utama mudik.

Peta mudik juga memberikan banyak sekali informasi yang berhubungan dengan kegiatan mudik, seperti titik-titik kemacetan, lokasi SPBU, lokasi bengkel siaga, ATM, rest area, posko kesehatan, nomor telepon penting, dan berbagai macam tips mudik yang aman dan nyaman. Peta mudik dibuat sangat informatif, orang awam dapat membaca dan menggunakannya.

Di mana dapat memperoleh peta-mudik tersebut? Peta mudik disebarkan di area publik seperti terminal, SPBU, pintu tol, mini market dan lain-lain. Dibagikan secara gratis.

~oOo~

Jalur mudik yang dipetakan tak hanya di wilayah Jawa saja, tapi jalur mudik Sumatera-Jawa-Madura-Bali juga. Bahkan Peta Mudik 2012 yang diterbitkan oleh Toyota meliputi seluruh Indonesia.

Jika Anda memerlukan Peta Mudik 2012 dapat download di sini.

Jayakarta (2)

Syahdan, Maulana Hasanudin anak dari Sunan Gunung Jati sedang memerintah Kerajaan Banten ketika Fatahillah menaklukkan Sunda Kalapa. Atas perintah Sunan Gunung Jati, Fatahillah menjadi mentor Hasanudin untuk menjadikan Kerajaan Banten besar dan terkenal. Mau tidak mau, Fatahillah mesti bolak-balik dari Jayakarta ke Banten dan itu sangat menyita waktunya.

Maulana Hasanudin sangat cepat menyerap ilmu pemerintahan dan perekonomian yang diajarkan oleh Fatahillah. Hal ini menyebabkan Fatahillah mengabaikan Jayakarta. Benar, Pelabuhan Banten menjadi sangat berperan dalam perdagangan internasional. Kapal-kapal besar yang biasanya berlabuh di Jayakarta beralih ke Banten. Bandar Jayakarta mendadak sepi, ditinggalkan oleh kapal dagang dan yang tinggal hanya kapal-kapal nelayan. Jayakarta berubah menjadi kota pelabuhan nelayan.

“Di situlah kesalahanku, Kyaine.” read more

Jayakarta (1)

Pelabuhan Sunda Kalapa sore itu nampak lengang. Tetapi aku tetap harus berada di sana sebelum matari tenggelam. Pesan yang dibawa kepadaku sangat penting. Aku harus menemui seseorang yang namanya telah tercatat dalam sejarah kebangsaan negeri ini, yaitu Fatahillah.

Lelaki bersorban itu pasti Fatahillah. Ia melambaikan tangannya kepadaku, supaya mendekat kepadanya. O, ia masih seumuran denganku. Inikah sosok yang dipersiapkan oleh Sunan Gunung Jati menjadi Sultan Demak? Menantu Sultan Trenggana – penguasa kerajaan Islam pertama yang berkedudukan di Demak itu, tersenyum dan menjabat erat tanganku.

“Assalamualaikum…. Kisanak yang bernama Kyaine?”

“Betul, Raden. Saya telah menerima sebuah pesan untuk menemui Raden di sini.”

Ia memandang ke arah laut.

“Kyaine, dulu para wali dan Kanjeng Sultan Trenggana memerintahkan diriku datang ke tempat ini. Aku datang bersama wadyabala prajuritku yang tangguh dengan semangat veni-vidi-vici, dengan membawa misi utama menyebarkan agama Islam. Aku menggempur ekspedisi Fransisco de Sa dan menguasai pelabuhan ini. Waktu itu armada Fransisco de Sa sangat lemah, karena mereka dihantam badai laut Cina Selatan. Jadi mudah bagiku untuk menaklukkannya. Dan pelabuhan Sunda Kalapa ini jatuh dalam kekuasaanku.” read more