Demi cintaku padamu

Kekaisaran Mughal berduka. Permaisuri Arjumand Banu Begum mangkat setelah melahirkan anak ke-14 mereka. Kaisar Mughal Shah Jahan begitu sayang dan cinta kepada permaisuri yang berasal dari Persia itu. Arjumand yang juga dikenal dengan nama Mumtaz ul Zamani meninggal dalam usia 39 tahun.

Pada suatu malam, kira-kira setahun sebelum mangkatnya Arjumand, Kaisar Mughal mendatangi pembaringan permaisurinya. Kaisar yang kekayaannya tiada terkira itu sangat menyayangi Arjumand.

“Dinda Mumtaz, mintalah sesuatu kepadaku dan aku akan mengabulkan permintaanmu itu.”

“Kanda, saya ingin dibuatkan sebuah makam yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya untuk mengenangnya.” read more

Saldo nol

Jangan mudah menerima kebaikan orang lain, karena siapa tahu kita tidak bisa membalas kebaikan itu. Bisa jadi orang yang memberikan kebaikan tadi menganggap diri kita tak tahu diri, apalagi jika orang tersebut ada pamrih di balik pemberian kebaikan tadi. Ujung-ujungnya tidak mengenakkan hati dan lama-lama tumbuh suatu kebencian.

Siapa sih yang tak senang dibantu orang lain ketika kita sedang mengalami suatu kesulitan? Apalagi jika kesulitan itu terkait utang-piutang!

***

Zaman berubah dengan sangat cepat, namun perubahan itu ndak sebanding dengan kecepatan bertambahnya penghasilan kita setiap bulannya. Apakah gaji tersebut akan dapat menutupi kebutuhan hidup yang makin banyak? Apakah gaji tersebut akan bersaldo cukup untuk sedikit nambah tabungan atau selalu bersaldo nol? Ah, ngomongin gaji sih nggak ada habis-habisnya. Intinya mah, saldo nol ndak apa-apa asal semuanya telah tercukupi. Pendapatan sama dengan pengeluaran. Bak-buk. read more

Kenya kapuranta

Adipati Anom adalah putra mahkota Prabu Amangkurat, raja Mataram. Pada suatu hari ia dipanggil oleh ayahnya itu dan ditanya apakah sudah mempunyai calon istri yang kelak menjadi permaisuri jika ia menjadi raja Mataram. Ia menggelengkan kepala pelan, melengkapi jawaban yang disampaikan kepada ayahnya kalau ia belum mempunyai calon permaisuri.

“Ya, sudah. Pergilah ke Cirebon!”

Prabu Amangkurat menitahkan putranya itu untuk menghadap Adipati Cirebon yang diketahui mempunyai anak gadis yang jelita. Esoknya, Adipati Anom berangkat ke Kadipaten Cirebon.

Sampai di Kadipaten Cirebon, ia menyampaikan hajatnya kepada Adipati Cirebon kemudian ia diperkenalkan dengan putri Adipati. Memang cantik sih, tapi sikap angkuh gadis itu yang membuat Adipati Anom tidak berkenan. read more