Renjana

Ada sedikit kisah pada suatu perjalanan dengan KA Singasari tanggal 1 Juli 2022, semalam. Bepergian dengan KA zaman sekarang sungguh nyaman dan menyenangkan – terima kasih dan salut teruntuk pak Ignatius Jonan – sehingga saya tak sungkan ambil gerbong kelas ekonomi dalam perjalanan jarak jauh KW – PWS.

Sungguh per hari kemarin serasa lepas beban tanggung jawab pekerjaan yang selama ini diberikan kepada saya – hampir tiga dasa warsa – dan saya telah menyerahkannya kepada pengganti saya. Tanggung jawab yang baru telah menanti di depan mata. read more

Jangan abaikan titah ibu

Gandari bersedih hati. Perang Bharatayuda yang berlangsung hingga hari ketujuh belas telah menghilangkan nyawa sebanyak sembilan puluh sembilan anak yang lahir dari rahimnya. Tinggal Suyudana saja yang masih hidup. Sebagai seorang ibu yang melahirkan seratus anak, kematian satu per satu adik-adik Suyudana itu membuat pilu hatinya.

Agar Suyudana memenangkan pertempuran esok harinya, ia memanggil putra sulungnya itu untuk menghadap kepadanya. Ia tak mau anak keturunannya musnah gara-gara perang saudara di Padang Kurusetra tersebut.

Ia berpesan kepada Suyudana, saat menghadap kepadanya ia harus dalam keadaan telanjang bulat dan sebelumnya agar mandi terlebih dahulu. Sebagai tanda bakti anak kepada ibunya, Suyudana memenuhi permintaan ibu tanpa bertanya alasan kenapa mesti telanjang. read more

Rasa Bahasa

Dalam menulis saya tidak terlalu ambil peduli dengan gaya bahasa saya mengikuti mahzab yang mana. Ini masalah kebiasaan saja, kok. Kebiasaan menulis akan membentuk gaya bahasa. Saya sependapat jika masalah gaya bahasa ini sesuatu yang penting dalam bidang kepenulisan. Gaya bahasa bukan melulu cara bertutur tetapi juga berperan dalam menyapa pembaca.

Setiap penulis mempunyai gaya bahasa sendiri. Dalam merangkai kalimat ia bebas menyelipkan emosi-emosi yang akan menjadi ciri khasnya, bisa saja lucu, narsis, mengharukan, konyol, menyebalkan atau berbagai macam emosi yang lain. Semua tidak ada ada pakemnya. read more