Kemarau panjang sembilan belas bulan berakhir sudah. Warna biru langit mak prepet berubah menjadi kelabu, mendung menebal dan tak perlu waktu lama hujan turun seperti dicurahkan dari langit. Tanah gersang menyerap air demikian cepat, tetapi hujan tak putus asa. Ia tetap bersetia membasahi bumi.
Seekor kodok selama musim ketiga yang panjang tak mau jauh-jauh dari aliran sungai. Ia telah mendapatkan liang yang nyaman sebagai tempat tinggalnya. Hujan deras yang telah lama dinantikan ia sambut dengan hati riang gembira.
Ia meloncat ke sana ke mari mengejar titik rintik hujan, sementara mulutnya nyaring menyanyikan sebuah lagu. Hujan disambut sukacita oleh semua makhluk ciptaan Tuhan. Hujan telah mendamaikan hati yang gersang. read more