Batu Ratapan Angin

Pada zaman dahulu, di P. Jawa bagian tengah terdapat sebuah kerajaan kecil yang dipimpin oleh seorang raja muda bernama Pangeran Tejomantri. Ia mempunyai seorang permaisuri yang sangat disayanginya yakni Puteri Maruti. Perkawinan mereka sangat harmonis sehingga menjadi teladan rakyatnya.

Arkian, di sebelah tenggara kerajaan, ada telaga yang airnya berwarna-warni, sangat memesona siapa pun yang memandangnya. Uniknya, telaga tersebut terletak di ketinggian pegunungan sehingga untuk mencapai ke sana harus dilakukan dengan berkuda. Pangeran Tejomantri dan Puteri Maruti senang sekali berkunjung ke sana. read more

Menjadi duta nego #4

Ada rasa kagum yang luar biasa ketika saya dan rombongan memasuki area Istana Gu Gong, tempat tinggal Kaisar Cheng Tsu. Kekaguman saya bercampur kegumunan setelah menyaksikan betapa megah dan indahnya Istana Gu Gong.

Saya dijadwalkan bertemu Kaisar Cheng Tsu, esok harinya. Saya dan rombongan dijamu dengan sewajarnya sebagaimana penerimaan tamu kenegaraan. Setara, meskipun Majapahit mempunyai kesalahan fatal terhadap pemerintahan Kaisar Cheng Tsu.

“Saya utusan Prabu Wikramawardhana raja Majapahit menghaturkan salam sejahtera bagi Kaisar dan seluruh rakyat Tiongkok.”

Saya membuka percakapan. Kaisar Cheng Tsu mengangguk pelan. Kembali saya berkata dengan sangat hati-hati.

“Kami sangat menyesalkan insiden penyerangan terhadap awak kapal Laksamana Cheng Ho, sebab kami mengira armada kapal Laksamana Cheng Ho akan membantu pihak pemberontak yang tengah kami tumpas. Maaf, rupanya kami keliru. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke bumi Nusantara bukan membawa misi peperangan tetapi misi kebudayaan dan perdagangan.” read more

Menjadi duta nego #3

Lelaki sepuh berbalut jubah serba putih itu tersenyum pada saya, dan kami saling berpelukan. Dua sahabat lama berjumpa lagi.1 Gajah Mada yang selama ini seperti hilang ditelan bumi paska peristiwa Perang Bubat, kini muncul di kapal yang saya tumpangi menuju Tiongkok.

“Ke mana saja kau selama ini, kakang Mada?”

“Aku tidak ke mana-mana. Aku sengaja mundur dari hingar-bingar perpolitikan Majapahit. Biarlah anak-anak muda yang kini menggerakkan Majapahit.”

“Tapi, kenapa kakang Mada muncul di kapal ini? Hendak ke mana?”

“Aku ingin pergi ziarah ke Mongol negeri leluhurku sebelum raga ringkihku ini menyatu dengan bumi.” read more