Semenjak Basusena sering berkunjung ke istana Suyudana, Surtikanti suka mencuri pandang ke arah Basusena. Suatu ketika mata keduanya saling beradu. Saling mengagumi satu dengan lainnya. Ada rasa gengsi untuk memperkenalkan diri, meskipun diam-diam Basusena mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Surtikanti. Demikian pula dengan Surtikanti, ia sering bertanya kepada Suyudana. Kelak Suyudana menjadi comblang keduanya.
Surtikanti adalah anak kedua Prabu Salya dan Pujawati, dari lima bersaudara. Kakaknya bernama Dewi Erawati, sementara adik-adiknya bernama Dewi Banowati, Aria Burisrawa dan Bambang Rukmarata.
Syahdan, Surtikanti diminta pulang ke Mandaraka oleh ayahnya untuk menemani Pujawati, ibunya. Berat nian hati Kanti meninggalkan Hastinapura yang berarti pula meninggalkan Basusena, kekasih hatinya. Saat itu, Prabu Salya belum tahu ada hubungan asmara antara Kanti dan Basusena. Demi ibunya, Kanti kembali ke rumah dengan membawa beban rindu yang amat banyak di dalam dadanya.
Sebagai seorang ibu, Pujawati paham betul kegelisahan yang sedang menimpa anak gadisnya itu. Pujawati mencoba bertanya kepada Kanti, namun ia lebih memilih bungkam. Ia sangat takut ibunya tak menyetujui hubungan asmaranya dengan anak kusir kereta, sementara ia adalah putri seorang raja.
Diam-diam ia mengirim pesan kepada Basusena untuk datang menemuinya secara rahasia. Hmm, tentu saja hati Basusena bergolak, sebab sakit rindunya segera terobati begitu bertemu dengan Kanti, pujaan hatinya itu. Kanti yang ditempatkan pada salah satu puri keputren, dengan mudah dijangkau oleh Radeya, nama lain Basusena. Ah, namanya anak muda. Begitu bertemu mereka sering lengah, hingga kepergok oleh emban atau prajurit penjaga keputren. Satu-dua kali dalam penyusupannya, Radeya masih aman keluar dari keputren.
Teliksandi Mandaraka mulai sering melakukan operasi di sekitar keputren tempat tinggal Kanti. Setelah info dan data yang didapatkan cukup, prajurit teliksandi itu melaporkan kepada Prabu Salya.
“Oh, jadi ada penyusup masuk ke kamar anak gadisku?” tanya Prabu Salya. “Kalian tahu siapa pemuda yang bernyali itu?”
Prajurit teliksandi itu menggelengkan kepala, “Belum yakin betul siapa pemuda itu, Baginda. Kalau nggak salah….. ” ucapnya menggantung kalimat.
“Permadi, Baginda!” tegas prajurit teliksandi.
“Permadi alias Arjuna? Kanti mau dijadikan istri ke berapanya tuh. Aku nggak rela!” tanya Prabu Salya nggak begitu yakin.
Maka disusunlah suatu rencana, di mana Prabu Salya sendiri yang akan mengintai kunjungan rahasia seorang pemuda ke keputren.
Dan betul saja, dalam pengintaiannya dengan mata kepala sendiri ia mendapati seorang pemuda yang sangat mirip dengan Permadi telah masuk keputren. Namun, Prabu Slaya kecolongan saat mau menangkap Basusena, yang wajahnya memang sangat mirip dengan Arjuna.
Prabu Salya bertindak gegabah. Ia segera melabrak Arjuna. Tak rela anaknya nanti kawin dengan playboy. Arjuna bersumpah, bukan ia yang memasuki keputren dan berjanji membantu Prabu Salya menangkap orang yang wajahnya mirip dengannya.
Tak sulit bagi Arjuna menemukan Basusena. Keduanya terkejut setelah sadar mempunyai wajah yang serupa. Terjadi perkelahian yang seru. Pelipis Basusena terluka1. Ketika perang tanding mencapai puncaknya, datanglah Batara Narada memisahkan mereka dan mengatakan kalau keduanya bersaudara2.
“Basusena, kamu tak perlu lagi datang secara sembunyi menemui anakku. Besok datanglah bersama orang tuamu, untuk melamar Surtikanti menjadi istrimu!” titah Prabu Salya kepada Basusena yang disaksikan oleh Batara Narada.
Surtikanti yang kini menjadi was-was, apakah ayahnya nanti mau berbesanan dengan Adirata, seorang kusir kereta istana Hastinapura? Apakah kisah cintanya kepada Basusena, akan indah pada waktu-Nya?
Catatan kaki:
1 Untuk menutupi luka di pelipis Basusena alias Karna, Batara Narada memberikan sebuah mahkota dan sejak saat itu Karna selalu bermahkota. Ternyata, mahkota tersebut salah satu sumber kesaktian anak Kunti dengan Batara Surya itu.
2 Dalam kisah yang lain diceritakan, gara-gara mengetahui kalau Karna itu saudaranya, Arjuna membantu Karna bertempur melawan Karnamandra, raja Awangga. Setelah Karna menjadi raja Awangga, oleh Prabu Salya ia dikawinkan dengan Surtikanti. Kelak mereka berputra dua yakni Warsasena dan Warsakusuma.