Ario Wisanggeni menuntut pengakuan anak dari Arjuna

Bro, perempuan ndak pernah salah, dan kalau ia ternyata salah, kamulah penyebabnya. Jangan berusaha membuktikan bahwa ia salah, karena itu akan menjadi awal dari penderitaanmu. Mengalah sajalah Bro, dalam kasih sayang dan kelembutan, karena sebetulnya ia tahu kalau ia salah. Ia akan menyesuaikan diri. Jangan hanya kesal saat perempuan marah, tapi ingat juga saat ia sangat baik dan penyayang. Tanpa perempuanmu, hidupmu ndak akan komplit.

Banyak wanita, bahkan bidadari yang tersihir dan terpesona oleh serangkaian kalimat yang terucap dari lambe-nya Arjuna.

Adalah Dewasrani bidadari penghuni kahyangan yang tak lain adalah anaknya Bathari Durga, memendam rasa cemburu berat kepada Desranala yang juga bidadari. Kok cemburu toh mbak? Iya, soalnya Desranala dikawin oleh Arjuna beberapa bulan sebelumnya. Mereka saban hari berbulan madu di awan biru tiada yang mengganggu. Bulan madu di atas pelangi juga. Sak karepmu, namanya juga di kahyangan.

“Mami, tolong pisahin Desranala dari Arjuna dong!” rajuk Dewasrani pada Durga.

“Memang kamu cinta berat pada Arjuna?” goda Durga pada anak perempuannya itu. read more

Ada kalanya pengin pensiun, tapi bukan sekarang


Beberapa belas tahun lalu, saat saya mengikuti salah satu pelatihan James Gwee pernah punya keinginan untuk pensiun di usia 48. Maunya pensiun dini dengan status finansial di kuadran 4 versi Cashflow Quadrant milik Robert Kiyosaki. Ehm, tahu-tahu target usia pensiun terlewati begitu saja, saya tak melakukan apa pun untuk mencapai kebebasan finansial di usia muda.

Kalau sedang melamun saya suka membayangkan enaknya hidup sebagai pensiunan: punya warung kelontong kecil merangkap sebagai marbot masjid. Tidak sekarang bro, tanggunganmu masih banyak yang belum kelar! read more

Bacalah dengan nama Tuhanmu


Kini saatnya membaca! Demikian kata hati saya sebulanan yang lalu. Tersebab pada suatu hari Minggu ketika tak ada kegiatan yang menyita waktu saya beberes rak buku yang lama terbengkalai. Dan benar saja, saya mendapati banyak buku yang masih tersegel plastik.

Adalah kebiasaan buruk saya ketika berkunjung ke toko buku membeli beberapa buku dan sampai di rumah ditumpuk saja dengan harapan kapan-kapan akan membaca buku-buku tersebut. Apa daya, prioritas membaca dikalahkan oleh aktivitas produktif yang lain. Bahkan pernah terbersit dalam fikiran kalau buku-buku tersebut akan saya baca dan nikmati kala masa pensiun nanti. read more