Pak Parmin mendongeng matematika

Bagi yang tidak menyukai pelajaran Matematika, istilah matematika diplesetkan dengan kepanjangan: makin tekun makin tidak karuan. Ya, tidak semua guru matematika bisa mengajarkan kepada muridnya bahwa matematika itu menyenangkan.

Ketika saya kelas 2 SMA, guru matematika saya bernama Pak Suparmin yang gemar bercerita kisah lucu sebagai selingan saat mengajar hitungan yang cukup rumit. Tak jarang juga ia mendongeng, yang ceritanya tak jauh-jauh dengan urusan matematika.

Pada suatu hari, Pak Parmin memberikan kami sebuah PR menghitung jumlah butir beras yang beratnya 1 kg. Esok harinya, ternyata jumlah hitungan kami berbeda-beda, berkisar 35.000 – 45.000 butir/kg.

Jumlah butiran besar tadi oleh Pak Parmin ditulis di papan tulis. Kemudian ia mendongeng asal-usul permainan catur. read more

Majalah terakhir

Persis sudah dua bulan ini saya tak berlangganan media massa cetak. Alasan utamanya karena tak sempat lagi membacanya secara keseluruhan. Zaman dulu kebiasaan saya dalam membaca media massa tak hanya judulnya atau sub judul tetapi semua isi. Belakangan saya baca sepintas judulnya saja dan beberapa artikel saya lewati begitu saja.

Ketika marak media online, media massa yang menjadi langganan saya teronggok di atas meja konsul pojokan ruang tamu. read more

NDL

Jangan diklik

Saya ketawa ngekek ketika mendengar seorang kawan melemparkan istilah ndlodok,  ndlèdèk, ndlèwèr, ndlidir, ndlosor, ndlesep atau pun ndlongop. Sesekali kawan saya itu misuh dengan kata-kata khas Solo dan sekitarnya seperti ndladhuk, ndlogok, atau ndlègèk.

Lama sekali saya tidak mendengar lagi  istilah ndlodok dalam percakapan di pergaulan saya. Orang bergaya cuek bisa disebut sebagai orang yang ndlodok, terutama kenakalannya dalam mengucapkan sesuatu yang nyleneh tanpa beban.  Anda boleh bereaksi marah, jengkel, gemas atau bahkan sebal dengan gaya ndlodokan mereka, tetapi sebenarnya mereka bermaksud baik, kok. Itulah ciri khas ndlodok. read more