Weton Pancasila

Masih ada pemuda yang bangga akan Pancasila, seperti gaya mereka di Jl. Oro-oro Ombo Batu Malang Jawa Timur

Pancasila yang lahir di 1 Juni 1945, weton-nya Jumat Wage atawa 19 Jumadil Tsani 1364 H. Neptunya (6) + (4) = 10, wataknya Aras Pepet Lakune Pandhita Sakti. Ia pendiam bahkan sangat pendiam, ketika sang penguasa membuatnya menjadi senjata nan sakti untuk menakut-nakuti anak bangsa. Bahkan ketika ia mulai dilupakan mayoritas penghuni negeri ia tetap diam, tak melakukan perlawanan apapun jua.

Pancasila tajam pikirannya. Dasar-dasar hukum mengacu kepadanya. Buah pikirannya pernah diurai menjadi 36 butir pengamalan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebuah angka yang sengaja diciptakan supaya berjumlah 9 = (3 + 6), sama seperti jumlah aksara namanya sendiri, PANCASILA. Untuk memahami dan menghayati ke-36 butir tersebut secara kaffah diperlukan doktrinasi pola penataran 100 jam bagi mahasiswa baru dan pola 40 jam bagi anak sekolah tingkat menengah.

Sayang seribu kali sayang, weton Jumat Wage mempunyai watak yang kurang bagus yaitu cita-citanya jarang kesampaian. Ketuhanan yang Maha Esa tak kesampaian, masih banyak anak bangsanya yang berseteru karena berbeda keyakinan. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab tak kesampaian, masih banyak anak bangsanya yang belum menikmati keadilan dan keberadaban hukum. Persatuan Indonesia tak kesampaian, masih ada anak bangsanya yang tidak bangga sebagai bangsa Indonesia. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyaratan/Perwakilan tak kesampaian, karena siapa mewakili golongan mana bukan rakyat lagi yang mereka wakili. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, jelas tidak kesampaian.

Kasihan.