Asal mula Kerajaan Indraprasta

Biar nyambung baca dulu cerita sebelumnya.

Pemuda yang sangat tekun mengamati perkembangan pertumbuhan kacang tanah itu pun mengikuti keenam pemuda yang lebih dulu berjalan di belakang Prabu Yudhistira. Ia menoleh ke arah Ki Dalang lalu menganggukkan kepalanya. Takzim. Mulai besok mereka memasuki masa karantina untuk ditraining dan digembleng menjadi pemuda-pemuda tangguh yang diharapkan dapat memajukan Kerajaan Indraprasta.

~oOo~

Malam harinya, di saat Ki Dalang tengah leyeh-leyeh menunggu mata mengantuk dikagetkan oleh kedatangan pemuda kacang-tanah. Ia duduk bersimpuh di bawah dipan Ki Dalang, lalu menyapa ramah.

“Ki, tolong ceritakan padaku kisah asal mula Kerajaan Indraprasta ini. Aku yakin dengan mengetahui sejarah kerajaan training dan gemblengan yang akan aku lalui beberapa hari ke depan akan sangat bermanfaat bagiku!”

“Begitu kah menurutmu, cah bagus?”

Pemuda kacang-tanah mengangguk. Tersenyum.

~oOo~

Setelah peristiwa Bale Sigala-gala, Duryodana diangkat menjadi raja muda Hastinapura. Para Kurawa mengira kalau Pandawa dan ibu Kunti telah tewas dalam kebakaran tersebut, maka mereka mengadakan pesta-pora. Duryodana menggantikan kedudukan ayahnya, Prabu Destarastra Raja Hastinapura yang buta itu.

Samiaji dan adik-adiknya serta ibu mereka terus berlari menyelamatkan diri mencari tempat yang aman. Selang beberapa tahun lamanya, telik sandi Hastinapura berhasil mengendus keberadaan Pandawa yang yang ternyata tidak tewas, malah Samiaji diambil mantu oleh Prabu Drupada dikawinkan dengan Drupadi, anak perempuan Raja Pancala itu.

Agar tak menimbulkan gejolak politik Hastinapura, Prabu Destarastra sang raja sepuh, memanggil Samiaji plus adik-adiknya dan memberikan tanah yang luas namun masih berbentuk hutan nan perawan. Nama hutan itu Wanamarta. Samiaji yang punya sifat lemah-lembut itu pun menerima dengan ikhlas pemberian tanah tersebut.

Saatnya mereka melakukan pekerjaan pembabatan hutan Wanamerta untuk dijadikan tempat tinggal yang nyaman. Kunti dan Drupadi bekerja di bagian logistik mempersiapkan rangsum bagi kelima Pandawa.

Syahdan, hutan Wanamarta sesungguhnya dihuni oleh para jin dengan kerajaan yang sangat megah. Nama kerajaan jin itu Indraprasta, yang dipimpin oleh Raja Yudhistira. Sama seperti Samiaji, Raja Yudhistira juga mempunyai empat orang adik laki-laki masing-masing bernama Dandunwacana, Dananjaya, lalu si kembar Nakula dan Sadewa. Sedangkan adik-adik Samiaji bernama Bimasena, Arjuna, Pinten dan Tangsen.

Baru dua-tiga pohon yang mereka tebang, para jin sudah merasa terusik dan mulai menyerang Samiaji dan adik-adiknya. Namun, mereka tak tahu dengan siapa mereka bertarung. Maka, Arjuna segera mengeluarkan salah satu ajiannya untuk mengetahui siapa musuh mereka yang sesungguhnya. Tampaklah ujud Kerajaan Indraprasta yang elok beserta para jin yang menjadi penghuninya. Arjuna bertempur melawan Raja Yudhistira yang diakhiri dengan takluknya Yudhistira di kaki Arjuna.

Samiaji dan adik-adiknya tak perlu membabat hutan Wanamarta. Dengan takluknya raja jin itu, Indraprasta beserta seluruh isinya menjadi milik Pandawa. Bahkan akhirnya ujud Raja Yudhistira merasuk ke dalam tubuh Samiaji, diikuti Dandunwacana merasuk ke badan wadag Bimasena, Dananjaya kepada Arjuna, sedangkan si kembar Nakula dan Sadewa merasuk ke tubuh Pinten dan Tansen. Sejak saat itu, Samiaji mengubah namanya menjadi Yudhistira dan dikukuhkan menjadi Raja Indraprasta. Pinten dan Tangsen yang sejak awal punya nama kurang keren, ikut-ikutan kakaknya mengganti nama mereka dengan Nakula dan Sadewa.

Di bawah kepemimpinan Yudhistira, Indraprasta menjadi kerajaan yang moncer. Maju di segala bidang. Rakyatnya sejahtera.

Ada gula ada semut. Mengetahui ada kerajaan baru yang sangat maju, membuat orang berbondong-bondong mengadu nasib ke Indraprasta. Pun dengan kawula dari Kurawa. Mereka mengadu nasib ke Indraprasta. Semua sektor mereka masuki, baik yang swasta maupun menjadi abdi negeri. Maka, mulai tumbuh bibit-bibit kolusi, korupsi dan nepotisme di Indraprasta.

Prabu Yudhistira menyadari hal tersebut, maka salah satu upaya yang ditempuh adalah merekrut sepuluh anak muda yang berintegritas, meskipun dalam kenyataannya ia hanya mendapatkan tujuh pemuda saja. Salah satunya pemuda kacang-tanah.

~oOo~

“Begitulah kisahnya, cah bagus!”

“Apakah Indraprasta dengan Amarta itu sama, Ki?”

Sami mawon.”