Warisan buku-buku

Kik, sedari kecil kamu bersama adikmu sudah Pap “racuni” dengan kegiatan membaca buku – bahkan kita pernah glenikan mengenai seni membaca sebuah buku, kan –  dan hingga kini buku tak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Pap ingat di waktu kecil dulu betapa susahnya mBah Kung membelikan sebuah buku – jangankan buku bacaan, buku pelajaran pun tidak, susah dalam arti tidak ada budget untuk itu. Untungnya jaman dulu perpustakaan sekolah Pap banyak koleksi buku, sehingga Pap rajin meminjamnya di perpustakaan. Lagi pula, koleksi bukunya sangat beragam dan bermutu, tidak seperti perpust di sekolahmu – yang katamu banyak buku yang nggak bermutu he..he… Itulah kenapa Pap menaruh semacam “dendam” dengan membiarkan kalian punya buku sebanyak yang kalian suka. 

Kegiatan yang sangat kita tunggu-tunggu berkunjung ke toko buku atawa bazar buku murah, bukan? Sayang ya, harga buku di negeri ini masih lumayan mahal sehingga tidak setiap anak berkesempatan bisa membeli buku bermutu dengan harga yang murah.

Pap pernah berkata padamu kan Kik, kalau buku-buku Pap yang tersimpan rapi di Ruang Buku akan Pap wariskan ke kalian? Dari awal Pap sudah mengoleksi buku-buku – yang menurut Pap tentu saja, layak kalian baca. Dibaca dan dipahami untuk bekal hidup kalian kelak. Dengan membacanya, akan kalian temukan hikmah. Dengan membacanya, kan menambah pengalaman batin kalian dan dengan membacanya akan membuat kalian senang. Buku-buku Pap akan menambah koleksi buku kalian yang jumlahnya mendekati angka seribu (?) judul itu. Ah, kalian nanti kerepotan memeliharanya nggak ya, seperti terbengkalainya ribuan koleksi di Pusat Dokumentasi HB Yasin atawa tutupnya Perpustakaan Hatta di Yogyakarta? Mudah-mudahan tidak.

Kamu ingat Kik, ketika Pap mulai memaksamu membaca buku Tetralogi Pulau Buru-nya Pram atawa buku-buku Winnetou-nya Karl May? Nanti kapan-kapan kamu ulang membacanya ya, juga buku-buku yang lain seperti buku karya NH Dini, Suparto Brata, Umar Kayam, Remy Sylado, Leo Tolstoy, Ernest Hemingway, Romo Mangun, Gus Mus, Arswendo, Langit Kresna Hariadi, Ahmad Tohari, atawa penulis-penulis muda seperti Tasaro GK, ES Ito, siapa lagi ya. Tentu kamu lebih paham.

Seminggu ke depan Pap akan tuliskan beberapa di antaranya di Pustakaloka. Seperti biasa, sekedar cuplikannya. Kalau kamu ingin membacanya lengkap ambil saja di Ruang Buku. Oh ya, meskipun kalian senang membaca buku jangan lupa untuk tetap belajar.

Dan jangan suka menaruh buku di sembarang tempat, karena kamu akan uring-uringan ketika kehilangan satu buku favoritmu.