Surga

surga itu adalah ibu
lebih dari lima ratus purnama
ia menjadi surga bagiku

Kasih sayangnya yang tak terbatas itulah surga yang sesungguhnya dalam kehidupan di dunia. Kidung malam yang ia dendangkan adalah doa bagi anak-anaknya, supaya terang jalan hidupnya.

Ada seorang pemuda mendatangi Kanjeng Nabi dan ia mengatakan ingin berjihad di jalan Allah. Kanjeng Nabi bertanya kepada pemuda itu, “Ibumu masih hidup?” Pemuda itu menjawab, “Inggih.” Kemudian Kanjeng Nabi berkata lagi, “Taatlah kepadanya, karena di kakinya terdapat surga.”

Dalam kisah yang lain, seorang anak muda galau hati bertanya kepada Kanjeng Nabi, “Kepada siapakah pertama kali aku mesti berbakti?” Kanjeng Nabi menjawab, “Ibumu!” Sang pemuda melanjutkan pertanyaanya, “Lalu kepada siapa lagi?” Kanjeng Nabi menjawab, “Ibumu!” Pemuda itu bertanya lagi, “Lalu kepada siapa lagi?” Jawab Kanjeng Nabi, “Ibumu. Kemudian Bapakmu!”

Besarnya rasa cinta dan kasih sayang kita kepada ibu, rumusnya tiga kali lipat dibandingkan terhadap bapak kita. Mengapa begitu? Hanya ibu yang mengalami kesulitan dalam menghadapi masa kehamilan, saat melahirkan, dan saat menyusui serta merawat anaknya. Itulah  kehormatan yang diberikan kepada Gusti Allah kepada seorang ibu.

Ibu juga surga bagi keluarga. Kesuksesan yang diraih oleh bapak kita ada banyak peran ibu kita yang hebat. Hari ini – setidaknya – apa yang sudah kita berikan padanya?

Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia!

Note: Artikel ini sebagai penutup 7 artikel “Nostalgia bersama Ibu” sebelumnya