Supraba terpenjara

Aku adalah sang pengatur yang sesungguhnya. Ijo-abange negeri ini tergantung bagaimana aku berkehendak. Pun dengan nasib Supraba, yang kemarin ditahbiskan berkorupsi sepenuh hati. Tidakkah kalian ingin tahu, piye kelanjutan kisah Supraba itu?

“Jadi, dalam pemeriksaan Komisi Penggantungan Koruptor Madukara besok hamba harus bagaimana Kakanda Prabu?” tanya Supraba kepadaku.

Aku tatap wajah ayunya lalu kukecup jidatnya yang nonong itu. “Ikuti saja apa maunya mereka, semua dalam kendaliku, sayang.”

Supraba menenggelamkan wajahnya di dadaku. Kami bercinta sekali lagi.

~oOo~

Tak ada wajah shock, tertekan, atau tegang. Wajah ayu itu terus tersenyum saat digiring dari Gedung Komisi Penggantungan Koruptor Madukara (KPKM) menuju rumah tahanan yang terletak di lantai basement gedung itu.

Supraba sang legislator cantik itu akhirnya ditahan KPKM. Ia ditahan di rumah tahanan gedung KPKM yang terletak di lantai basement. Dengan balutan baju warna putih, celana blujins hitam, dan bersepatu hak tinggi. Praba, demikian Supraba biasa dipanggil, berjalan melewati tangga depan lobi Gedung KPKM. Ia dikawal belasan anggota bhayangkari dan pengamanan internal KPKM. Kilatan lampu flash kamera pewarta foto menyiram rambut hitamnya yang dibiarkan tergerai hingga pundaknya.

Praba terus berjalan di antara lautan wartawan yang mencecarnya dengan pertanyaan seputar kasus yang menjeratnya. Ia tak mau bicara panjang, hanya menjawab singkat.

Setelah turun tangga, perempuan keturunan bidadari itu terus digiring, berbelok kanan melewati jalanan turun ke depan lobi, terus berbelok ke arah parkiran mobil, sebelum masuk ke ruang tahanan bawah tanah. Pintu masuknya melewati samping pintu parkir di bawah Gedung KPKM. Sepanjang perjalanan sekitar 60 meter itu, politikus kelahiran swargaloka itu terus menyunggingkan senyum termanisnya.

Entah apa arti senyum itu. Namun, Praba telah menorehkan sejarah. Ini untuk pertama kalinya, seorang tersangka korupsi digiring berjalan dari ruang penyelidikan KPKM berjalan kaki menuju ruang tahanan. Sebelum ini tahanan dibawa dengan kereta tahanan.

Pengacara Praba menyatakan keberatan dengan penahanan kliennya itu. Ia juga menyatakan penahanan ini sepertinya terburu-buru.

Supraba akan menghuni rutan KPKM yang baru. Rutan itu seluas 81 meter persegi, terdiri atas tiga kamar tahanan. Setiap kamar memiliki luas 3 x 4 meter. Setiap kamar dilengkapi satu tempat tidur dan sebuah meja. Untuk kelancaran sirkulasi udara dipasang kipas angin di dinding. Rutan ini dilengkapi tiga kamar mandi yang dibangun di samping kamar tahanan.

Untuk pemantauan, rutan ini dilengkapi closed circuit television (CCTV) di setiap sudutnya. Petugas pengamanan berjaga selama 24 jam.

~oOo~

Praba duduk manis di tepian ranjang. Kini ia sendirian. Ia menghela nafas. Apa bisa ia tidur nyenyak di kamar tak berpendingin udara ini? Ia hanya wayang belaka yang hanya bisa mengikuti kemauan sang dalang.

Malam harinya, aku akan mengirim seseorang untuk memindahkan Supraba ke sebuah apartemen yang tempatnya sengaja aku sembunyikan. Aku tak rela, perempuan secantik Supraba jadi santapan nyamuk di ruang bawah tanah.

PS: Tulisan miring dalam kalimat panjang di atas adalah copy-edit dari tulisan Mas Prasetyo Eko P – Kompas 28 April 2012