Srikandi ngedan (1)

Malam telah menabrak Istana Amarta. Srikandi gelisah di kamarnya. Malam itu menjadi jatahnya dikeloni oleh Arjuna. Betapa tidak gelisah, kalau ia hitung dengan cermat, saban empat belas hari sekali Arjuna mengunjungi kamarnya. Tiga belas malam yang lain tentu saja untuk jatah istri-istri Arjuna yang lain.

Srikandi merasa setiap kali kunjungan suaminya adalah sebuah anugerah yang akan ia nikmati sebagai malam pertama. Ia sendiri kadang heran, Arjuna itu makannya apa kok bisa demikian perkasa, mampu menggilir istri-istrinya yang demikian banyak. Dalam kegelisahannya, ia selalu menjenguk jam dinding menghitung detik menunggu kehadiran Arjuna.

Semakin malam, ia semakin dihinggapi rasa cemburu: jangan-jangan Arjuna melupakannya dan lebih memilih istri yang lain atawa bahkan sedang berasyik-masyuk dengan Banowati, perempuan selingkuhan Arjuna yang juga istri Duryodana. Srikandi keluar kamar menanyakan kepada para embannya apakah mereka melihat kelebat Arjuna. Semua emban menggelengkan kepalanya.

Srikandi mumet. Benar-benar terbakar api cemburu. Hingga tengah malam, Arjuna tak mengunjungi kamarnya.

Di malam yang sama, Arjuna dipanggil oleh Yudhistira, kakak tertuanya. Ia mendapatkan perintah rahasia malam itu juga ia harus memata-matai Kurawa untuk mengetahui strategi yang akan dijalankan Kurawa dalam perang akbar Bharatayudha. Hmm, pucuk dicita ulam pun tiba. Sekali dayung dua pulau terlampaui. Ia dengan sigap menerima tugas berat yang diberikan oleh Yudhistira, hitung-hitung sekalian apel Banowati, perempuan cinta sejatinya. Malam itu juga, Arjuna berangkat.

Arkian, semalaman Srikandi tak dapat memejamkan mata. Fikiran dan perasaannya kacau-balau, hasrat asmara yang telah berada di ubun-ubun tersumbat penyalurannya. Pagi-pagi sekali ia mencari Arjuna di semua sudut istana. Tiada hasil, malam ketiga belas berikutnya tak ada kunjungan Arjuna.

Bisik-bisik yang ia dengar, Arjuna telah meninggalkan istana. Pergi entah ke mana. Srikandi menyusun siasat, bagaimana pun ia harus menemukan Arjuna. Lagi-lagi, perasaan cemburu yang hadir di dalam hatinya. Jika benar Arjuna mencari lagi cinta yang lain, tak segan ia akan meremukkan tulang-belulang perempuan yang hadir di pelukan suaminya itu. Ia sangat yakin mampu melakukannya, karena ia pendekar pilih tanding.

Keputusan telah ia ambil. Ia akan mengembara mencari Arjuna dengan cara ngedan. Pura-pura (menjadi) gila.