Sepasaran bayi

Syahdan, bapak si Rebkli segera membersihkan ari-ari anaknya itu dengan hati-hati. Bagi kepercayaan orang Jawa, ari-ari adalah saudara dari si jabang bayi sehingga mesti dirawat dengan penuh perhatian. Ari-ari yang sudah bersih dimasukkan ke dalam sebuah kendil/periuk.

Kendil yang berisi ari-ari ditanam di samping pintu masuk rumah, kemudian dipagari dan diberi lampu teplok (waktu si Rebkli lahir listrik PLN belum masuk kampung). Pagar dimaksudkan untuk melindungi ari-ari dari masuknya binatang dan lampu teplok untuk memberi penerangan atawa cahaya.

Tiga atawa empat hari setelah kelahiran si Rebkli dilakukan upacara puputan, sebuah acara untuk menandai lepasnya tali pusar si Rebkli. Upacara dilakukan pada sore hari dengan kenduri yang dihadiri oleh tetangga dan kerabat dekat. Tali pusar yang lepas tadi dibungkus dengan kain mori dibentuk seperti bantal, lalu diletakkan di bawah bantal si bayi hingga ia berumur selapan/35 hari. Karena si Rebkli laki-laki, pada pusarnya ditutup dengan sebutir merica (jika bayinya perempuan menggunakan sebutir ketumbar) yang diolesi dengan borehan dari berbagai ramuan obat tradisional. Di sebelah si bayi juga ditaruh benda tajam seperti pisau atawa gunting. Semua dilakukan dengan diiringi doa keselamatan bagi si bayi.

Lima hari setelah kelahiran – karena si Rebkli lahir pada Rebo Kliwon, maka lima hari berikutnya jatuh di Kliwon juga – diadakan upacara sepasaran. Sepasar berarti lima hari yang dihitung dari perhitungan hari Jawa: Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Paing.

Di daerah Rebkli disebut dengan sepasaran bayi. Upacara yang diadakan sederhana saja. Sore hari dilakukan bancakan untuk anak-anak, lalu ada kenduri yang dipimpin oleh seorang Kaum yang membacakan doa keselamatan dan kesejahteraan bagi bayi.

Malam harinya diselenggarakan jagongan bayi, semacam perayaan syukuran kelahiran si jabang bayi sekaligus mengumumkan nama si bayi. Menu makanan dan camilan yang disajikan kepada para tamu serba tradisional, seperti jadah, wajik, kacang goreng, rengginang, lemper dan sebagainya.

Selepas isya, bapak si Rebkli mulai angkat bicara. Ia ingin mengumumkan kepada khalayak nama anak lelaki pertamanya.

“Karena anak ini lahir menjelang fajar, ia saya namakan Suryatmojo di mana surya adalah matahari dan atmojo berarti anak. Seperti Adipati Karno, anak Bathara Surya”.