Randédit

Sehabis libur akhir tahun, kawan kita – Kamingsun – kantongnya kempes. Bahkan boleh dibilang kempes sekempes-kempesnya. Semua itu tidak diambil pusing oleh Kamingsun. Uang habis ya cari lagi. Sesederhana itu saja cara berfikirnya.

Kemarin Kamingsun dan keluarganya mengisi liburan di kampung halaman. Tak ada objek wisata yang mereka kunjungi. Mereka menyebut liburan silaturahmi, sebab kegiatan selama libur mereka mengunjungi sanak-kadang dan teman-teman sekolah dulu. Silaturahmi dapat memperpanjang umur dan memperluas cakupan rejeki, demikian keyakinan Kamingsun.

Sebagai pegawai swasta golongan menengah, Kamingsun telah mem-budget-kan liburan akhir tahun dengan menyisihkan dua per tiga gaji bulan Desember: tiket kereta pp, beli oleh-oleh, sewa kendaraan selama di kampung, kulineran, dan sedikit tinggalan untuk orang-tuanya. Jadi, sehabis lebaran ia tak punya pegangan uang yang cukup.

***

Hujan sejak subuh belum juga berhenti ketika Kamingsun berangkat ke kantornya. Ia mesti ekstra hati-hati mengendarai motor di saat hujan seperti itu. Jalanan yang banyak lubang menjadi tertutup oleh genangan air. Sayangnya, banyak pengendara lain yang kurang berhati-hati dan waspada. Motor Kamingsun disodok oleh motor lain dari belakang yang menyebabkan ia terjerembab di kubangan air.

Motor penabrak melarikan diri. Kamingsun berhasil keluar dari kubangan, tetapi kakinya berasa keseleo. Motor yang jatuh ditegakkan oleh para penolongnya. Ketika akan didorong motor tak mau bergerak sebab peleknya meleyot, rusak karena benturan di lubang jalan.

Kamingsun mulai ngelu kepalanya. Bukan karena benturan, tetapi memikirkan biaya perbaikan motor dan kakinya yang keseleo. Ia tahu persis kondisi keuangannya. Saldo di tabungan sih hanya cukup untuk beli bensin dan makan beberapa hari. Motor terpaksa ia titipkan di sebuah warung, dan ia pulang naik ojek.

***

Kamingsun menengok ponselnya, ada SMS dari adiknya yang minta kiriman uang untuk membayar biaya piknik sekolah yang akan dilaksanakan bulan depan. Aneh benar sekolah adikku, ujian dilaksanakan bulan April kenapa pikniknya bulan Februari? Ia bergumam. Tapi duit dari mana?

Ia berniat berhutang kepada kawannya. Tapi berapa banyak? Servis motor dan biaya piknik kalau dihitung-hitung hampir sebesar setengah gaji sebulannya. Kalau tidak hutang, barang apa yang bisa ia jual?

Ngapain pusing-pusing cari hutangan ke teman. Kamu kan punya kartu kredit, tarik tunai saja di ATM? Bisik iblis kapitalis pada telinga kirinya. Kamingsun tersenyum sendiri mendapatkan ide cemerlang seperti itu. Dan itu untuk pertama kali bagi Kamingsun menarik uang tunai dengan kartu kredit.

Kita berdoa bagi kawan kita semoga ia nanti tidak terjerat oleh bunga-berbunganya kartu kredit.

Amiin.