Potret Keluarga Minus Satu

Questo articolo è stato scritto da Kyaine casuale. Comprensibilmente, è stato stordito per stabilire quali articoli sono idonei a essere visualizzati nel carnevale prossimo blog. Non te ne vai vertigini, sarebbe un disastro tutti.

"Bapak kalau kerja yang hati-hati, jangan melamun di depan mesin. Ibu dan anak-anak menunggu Bapak di rumah. Semangat!!"

Ini pengamatan selintas Kyaine: hampir di setiap meja kerja orang kantoran, dipasang satu atau dua foto. Ada yang cuma ditempelkan di dinding/partisi dengan selotip, ada yang menggunakan pigura indah bahkan foto tersebut dipasang sebagai wallpaper di komputernya. Berdasarkan pengamatan tersebut, Kyaine mendapatkan data :

  • Karyawan yang masih single, ia memasang foto dirinya bersama teman-temannya.
  • Karyawan yang baru saja punya bayi, ia memasang foto anaknya itu dari berbagai posisi dan masa pertumbuhannya. Tidak menyertakan foto istri/suaminya.
  • Karyawan yang sudah cukup lama keluarga, ia akan memasang foto anak-anak dan dirinya, tanpa istri/suaminya. Atau hanya memasang foto anak-anaknya saja.

Kenapa mereka tidak memasang foto suami atau istrinya, ya?

~oOo~

Suatu ketika Kyaine ikut dalam inspeksi K3 di suatu pabrik. Sebagai seorang pimpinan di pabrik itu, teman Kyaine memanfaatkan kebiasaan memasang foto ini untuk memberikan motivasi kepada para karyawannya mulai dari level manager sampai tingkat operator. Mereka diwajibkan memasang pas foto ukuran 4R yang ditempel di kertas putih ukuran folio dan dipajang loker masing-masing karyawan, dengan ketentuan seperti ini :

  • Karyawan single, memasang foto bapak atau ibunya.
  • Karyawan yang sudah nikah, kalau belum punya anak foto,  yang dipasang foto suami atau istrinya, sedangkan yang sudah punya anak foto yang dipasang adalah suami atau istrinya beserta anak-anak mereka.
  • Di bawah foto harus ada pesan yang ditulis oleh keluarga karyawan.

Tiga bulan berselang, teman saya mencatat ada perubahan yang luar biasa di perusahaannya, di antaranya :

  • tingkat ketidakhadiran karyawan turun drastis
  • angka kecelakaan kerja ke level : zero accident
  • produktivitas kerja meningkat
  • dan sebagainya

Berdasarkan analisa, ternyata hal tersebut dipengaruhi oleh pesan-pesan yang ditulis di bawah foto itu, contohnya seperti :

  • “Nak, kerja yang rajin ya. Cari kerja itu susah, jangan ikut-ikutan demo”.
  • “Bapak kalau kerja yang hati-hati, jangan melamun di depan mesin. Ibu dan anak-anak menunggu Bapak di rumah. Semangat!!”.
  • “Mas, makan yang banyak ya biar kuat bekerja”.
  • “Di pabrik ayah jangan lupa shalat ya, di rumah ibu selalu berdoa”.

Aturan mainnya, sebelum bekerja karyawan diberi waktu 3 – 5 menit untuk menatap foto keluarganya, membaca dan meresapi pesan-pesan yang tertulis di sana.

Cerdas sekali, ya?