Petruk membersihkan korupsi

Petruk segera dapat menguasai perasaannya. Ia mengangkat tangannya sebagai kode agar yel-yel yang membanggakan dirinya itu berhenti. Ia segera meraih pelantang, dan mulai berpidato.

“Baiklah sodara-sodara. Saya bersedia untuk menjadi raja kalian, raja rakyat Suralaya. Tetapi ada yang sangat penting yang harus saya sampaikan. Saya memerlukan legalitas formal terhadap jabatan yang akan saya emban nantinya!”

Lalu, orang-orang yang berada di atas panggung saling berbisik. Dan seseorang yang sebelumnya berorasi maju mendekati Petruk.

“Ya, benar apa yang dikatakan oleh mas Petruk. Sekarang, kita lakukan sidang rakyat dengan dua agenda utama, yakni pemakzulan Drs. Joyo Sentiko sebagai raja Suralaya dan mengangkat mas Petruk sebagai raja Suralaya untuk periode lima tahun ke depan!”

Tepuk tangan riuh terdengar dari berbagai sudut. Rakyat bergembira atas keputusan sidang rakyat yang tidak bertele-tele tersebut. Seorang tua yang bertampang bijaksana naik ke atas panggung untuk melantik Petruk menjadi raja. Suasana tenang.

“Maaf sebelumnya. Mas Petruk pasti bertanya-tanya kenapa rakyat Suralaya menunjuk mas Petruk menjadi raja dan pemimpin kami. Saya yang sudah renta ini bisa melihat dengan mata batin, kalau mas Petruk memang dikirim oleh dewata yang agung untuk memperbaiki keadaan negeri kami. Saat ini mas Petruk menyimpan sebuah pusaka warisan Bathara Kresna yang bernama Kyai Jamus Kalimasada. Jadi, siapapun yang menyimpan pusaka itu, ia akan menjadi seorang yang berkuasa,” kata pak tua, yang sebenarnya seorang brahmana.

Petruk jadi ingat peristiwa sebelumnya. Ia diberi sebuah benda oleh Bambang Priyambada dan memasukkan ke dalam ranselnya. Petruk segera mengambil Kyai Jamus Kalimasada dan ajaib, aura hijau kebiruan tiba-tiba melingkupi tubuh Petruk. Semua orang terkesima termasuk sang brahmana.

“Ada tugas yang sangat berat yang akan mas Petruk pikul dan selesaikan. Negeri Suralaya ini bobrok di bawah kepemimpinan Prabu Joyo Sentiko. Korupsi merebak ke semua sektor dan lini, dari tingkat RT hingga Kabinet Suralaya Berseru. Mafia hukum menjadi panglimanya. Orang yang kaya, menjadi sangat kaya sekali. Sementara yang miskin, sangat fakirnya. Pendapatan per kapita yang katanya naik, semu belaka mas. Karena kekayaan orang yang kaya sekali itulah yang menyebabkan angka per kapita mengalami kenaikan. Perekonomian kacau, pemerintah Joyo Sentiko tidak bisa mengendalikan harga sembako yang menjadi kebutuhan pokok rakyat. Semua harga komoditas naik. Hanya harga diri dan moral saja yang merosot tajam. Tugas mas Petruk sangat berat. Sebagai pemimpin nanti mas Petruk harus tegas, jangan plin-plan, jangan ragu, nggak perlu pakai pulitik pencitraan. Kebijakan mas Petruk harus fokus pada penyelesaian permasalahan yang ada. Saya yakin, mas Petruk yang berasal dari rakyat jelata pasti akan memahami keinginan rakyat,” kata sang brahmana.

Petruk menghela nafas panjang. Tidak menduga sama sekali kalau permasalahan yang dihadapi negeri Suralaya demikian parahnya.

Btw, sepakbola di negeri ini kacau-balau nggak?” kata Petruk berusaha mencairkan suasana.

~oOo~

Dan keesokan harinya, Petruk mulai tinggal di istana dan mulai memerintah negeri yang bernama Suralaya itu. Ia segera mengumpulkan anggota kabinet, rapat pleno dilakukan. Petruk melakukan reshuffle besar-besaran. Tumenggung yang tidak becus langsung disikat, diganti dengan profesional. Termasuk melakukan reshuffle di birokrasi yang lain. Petruk bekerja siang malam, tak sempat leyeh-leyeh, meskipun sekedar untuk nonton bola atawa menciptakan sebuah tembang.

Semester pertama sudah nampak hasil kerjanya. Para koruptor berhasil dimiskinkan. Koruptor yang dulu mengambil hasil hutan, mereka dikirim ke pedalaman negeri untuk menanam berjuta-juta pohon. Bagi yang mengorupsi pajak, mereka dipekerjakan sebagai tukang sapu jalan, pembersih selokan, atawa menjadi tenaga sosial di panti-panti wreda. Penyeleweng hukum dan konstitusi dijadikan tenaga cuci piring di warung-warung Tegal. Demi efek jera.

Gila, dalam waktu setahun pemerintahan Prabu Petruk bebas dari korupsi. Ternyata eh ternyata, korupsi adalah akar permasalahan negeri. Begitu masalah korupsi tersebut berhasil ditangani, dengan sendirinya kesejahteraan rakyat menjadi terangkat naik. Tak heran, pada saat itu Petruk langsung menghentikan pengiriman tenaga kerja ke negeri seberang.

Pada tahun berikutnya, Suralaya berhasil bukan hanya dalam swasembada pangan tetapi surplus pangan, para anak negeri berprestasi di tingkat dunia WayangSlenco, dan Suralaya menjadi tujuan wisata utama. Suralaya jaya yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja berhasil diwujudkan oleh seorang Petruk.

Di suatu tengah malam ketika Petruk mengadakan muhasabah terhadap lakon perjalanan hidupnya, datanglah Bathara Kresna menemui Petruk.

“Selamat malam mas Petruk.”

“Oh, rupanya den Kresna toh yang hadir di tempat saya. Mangga.. pinarak..!”

“Begini mas. Tiga tahun sudah mas Petruk jadi raja Suralaya dan berhasil menjadikan Suralaya makmur seperti ini. Nah, kini saatnya saya meminta pusaka Jamus Kalimasada dari tangan mas Petruk. Pripun?”

“Ya nggak apa-apa toh den. Kalau memang sudah saatnya saya lengser, ya mangga kersa..”

Loh.. loh.. aneh sekali sikap mas Petruk ini. Kok sampeyan nggak mempertahankan kekuasaan, ini malah pasrah saja. Mempertahankan kekuasaan lagi ngetren loh mas.”

“Begini den. Saya sangat berterima kasih sudah diberi kesempatan menjadi raja. Wong saya yang hanya seorang abdi dalem, rakyat jelata, kok bisa nempil kamukten jadi raja. Dan kesempatan itu saya pergunakan sebaik-baiknya untuk memperbaiki keadaan Suralaya yang terpuruk. Jebul jadi raja itu nggak enak den. Tugasnya berat. Semua tenaga dan fikiran harus siap dicurahkan untuk kepentingan rakyat. Saya jadi heran, kok ya jadi raja jadi rebutan banyak orang. Bahkan dengan cara saling intimidasi dan melakukan fitnah segala macem. Belum juga mengeluarkan biaya yang sangat besar jumlahnya.”

Sip. Mas Petruk benar-benar memahami esensi menjadi seorang pemimpin. Semoga ditiru oleh pemimpin negeri lain.”

“Ngimpiiii!!!!”

Petruk dan Bathara Kresna celingukan mencari siapa yang berbicara barusan.

“Ngimpiiii!!!!”

Suara itu kembali terdengar bersamaan dengan munculnya jin berpakaian beskap dan blangkon. Mengepul asap rokok Djarum 76 dari mulut jin trendi itu.

sebelumnya