Setahun belakangan ini, saya merasakan tidak beresnya kondisi boyok saya. Keadaan sakit pinggang – menjalar sampai di paha – begitu berasa ketika saya berdiri tegak. Kalau sudah pegal-pegal semacam ini, saya mengandalkan obat rematik yang dijual bebas di pasaran, atau paling banter pergi ke dokter umum dan mendapatkan beberapa jenis obat yang menghilangkan rasa sakit boyok saya.
Hilang sakitnya cuma sementara sih, nanti juga kambuh kembali. Tapi kadang-kadang kadar asam urat dan kolesterol saya tinggi, sehingga pegal-linu semakin sempurna rasanya.
Arkian, ada referensi untuk berobat alternatif dengan cara terapi cubit, di bilangan Piyungan Bantul. Karena merasa enakan, saya mengulang beberapa kali.
***
Dan saya pun ke JOG dalam kali kesebelas untuk terapi. Malam sabtu saya sudah berada di JOG, seperti biasanya.
Bangun tidur, mata kaki saya bengkak dan sakitnya minta ampun. Pagi itu saya pergi ke RSPR – rumah sakit yang nggak jauh dari Bunderan UGM, dan memilih untuk ke dokter internis.
Lokasi ruang dokter internis ternyata di gedung baru, di lantai 4. Karena ojek saya turun di lobi gedung lama, lumayan jauh untuk berjalan menuju ke sana. Mau naik lift, antrinya panjang nian. Terpaksa lewat tangga, lumayan bikin ngos-ngosan. Ketika suster melakukan pengukuran tensi, dan saya lihat hasilnya kaget juga: 152/90.
“Bapak istirahat dulu, nanti 15 menit ditensi lagi”.
Dan benar, hasilnya turun ke angka 138/85. “Nanti juga turun lagi pak, asal Bapak tidak punya riwayat darah tinggi”.
Di depan dokter saya keluhkan semua sakit yang saya rasakan, termasuk boyok saya yang membuat sakit jika dipakai untuk berdiri lama. Bahkan hanya selama melaksanakan shalat. Dokter memberikan catatan, saya mesti cek darah plus rontgen lumbal.
Hasil cek darah, asam urat >7. Dokter memberikan obat penurun kadar asam urat dan obat penghilang pegal dan nyeri.
“Rontgen-nya minggu depan saja ya, Dok?” kata saya. “Saya belum berani melakukan rontgen, saya mesti pelajari dulu apa itu lumbal“.
Dokter pun mengiyakan.
Malam minggu di JOG saya habiskan dengan menonton film Bumi Manusia, di bioskop sekitaran Ring Road Utara.
***
Saya browsing artikel tentang lumbal. Cukup banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari membaca berbagai artikel. Seminggu berikutnya saya kembali ke RSPR untuk melakukan rontgen dan konsultasi dengan dokter internis.
Kesan dari Foto Vertebra Lumbo-sakral AP & lateral: Penyempitan diskus L 4/5, suspect HNP.
“Bapak saya rujuk ke dokter syaraf”, kata dokter sambil menuliskan resep. Setelah melakukan pembayaran dan mengambil obat, saya turun ke lantai dasar untuk mendaftar ke dokter saraf yang praktek saat itu.
Alhamdulillah masih ada waktu sekitar 30 menit sebelum selesainya waktu praktek dokter saraf. Apa iya saya terkena saraf kejepit? Demikian pertanyaan yang memenuhi benak saya.
bersambung