Penangsang, Kidung Tahta Asmara

Bulan lalu, mas Kusnadi memberi kabar dari Solo kalau novel Penangsang 2 telah terbit. Dan saya pun segera berburu novel tersebut, maklum saya penasaran dengan sekuel novel sebelumnya yang berjudul Penangsang, Tembang Rindu Dendam. Tak sampai dua hari, saya melahap Penangsang, Kidung Tahta Asmara karya NasSirun PurwOkartun yang mempunyai tebal xvi+672 halaman itu.

~oOo~

Oleh-oleh yang saya bawa mudik untuk ibu saya selain Khong Guan – si kue lebaran adalah buku Penangsang 2. Ya, ibu saya termasuk kutu buku. Rasanya, semakin sepuh semakin rajin membaca, apalagi sekarang waktu ibu jauh lebih luang daripada dulu ketika kami, anak-anaknya, masih menjadi ‘beban’ bagi bahu dan pikirannya.

Di teras rumah, saya berikan novel Penangsang 2 yang diterbitkan oleh Metamind Solo (Juli 2011) kepada ibu. Ia masuk ke dalam untuk mengambil kacamata plusnya.

“Ini lanjutan Haryo Penangsang yang dulu?”

“Inggih.”

Ibu membetulkan letak kacamatanya, lalu menggumamkan judul buku. Saya memerhatikan ekspresi wajah perempuan yang hampir berusia tujuh puluh tahun itu.

“Novel Penangsang ini memberikan wawasan baru bagi orang Jawa seusia ibu.”

“Wawasan baru, pripun to buk?”

Ngene loh. Selama ini yang ibu tahu kan Haryo Penangsang ditempatkan sebagai tokoh brangasan, gampang nesu, pokoknya jahat sekali. Kalau di lakon ketoprak1, pipinya Haryo Penangsang dikasih warna merah sebagai pertanda kalau ia sosok brangasan. Yen di radio omongane bengok-bengok, wis tidak ada bagus-bagusnya si Haryo Penangsang tadi.”

“Ketoprak Sapto Budaya, nggih buk?”

“Semua ketoprak begitu, mungkin sudah diceritakan turun-temurun kalau sifat Haryo Penangsang ki elek kabeh, ora ana sing apik babar blas. Makanya tadi saya bilang, buku Penangsang ini memberikan wawasan baru.”

Lalu ibu menceritakan adegan Penangsang yang tewas secara mengenaskan oleh Sutawijaya dengan tombak Kyai Plered. Lalu ia juga menceritakan Mas Karebet a.k.a Jaka Tingkir a.k.a Hadiwijaya duduk di tahta keraton sebagai Sultan Pajang, hingga putrinya yang bermain asmara dengan Raden Pabelan. Ibu bilang apa yang ia tuturkan versi cerita ketoprak, dan saya yakin kalau referensi utama lakon ketoprak tersebut adalah Babad Tanah Jawi.

“Jangan-jangan putri Hadiwijaya itu kena karma bapaknya ya buk?”

“Karma, piye?”

Lah, ternyata waktu mudanya dulu Jaka Tingkir kan seorang tukmis, suka main perempuan. Lelaki buaya darat. Kisah paling memalukan saat Jaka Tingkir menghamili gadis desa kemudian ia tidak mau bertanggung jawab, bahkan mengamuk membunuh ayah si gadis. Karma itulah yang kemudian terjadi pada anak perempuannya.”

sigro milir
kang gethek sinonggo bajul
kawan doso kang njageni
ing ngarso miwah ing pungkur
tanapi ing kanan keri
kang gethek lampahnya alon

Kisah kontroversi lain tentang perilaku Jaka Tingkir adalah ketika ia membunuh seorang pemuda yang bernama Dadung Awuk atawa lakon di mana Jaka Tingkir berhasil menundukkan Kebo Ndanu yang mengamuk di alun-alun Keraton Demak Bintoro. Konon, ketika Jaka Tingkir naik tahta menjadi Sultan, ia meminta seorang pujangga untuk menuliskan kisah hidupnya. Kisah inilah yang menjadi awal mula tertulisnya Babad Tanah Jawi. Nah, kitab ini yang telah berhasil memutihkan kisah kelam Jaka Tingkir, dan tentu saja, sebagai pihak yang kalah Haryo Penangsang kebagian warna hitam dalam sejarahnya.

“Di novel ini, Mas Karebet sangat lihat memainkan muslihatnya supaya bisa menduduki tahta Demak. Dan Penangsang dianggap menjadi penghalang utama cita-citanya.”

Wis, jangan diceritakan lagi. Nanti saya nggak penasaran.”

Ibu menyimpan buku itu, katanya akan mulai dibaca seusai lebaran ketupat2 nanti.

______
1 . Ketoprak adalah seni pentas tradisional Jawa yang biasanya mengangkat kisah di masa kerajaan Jawa jaman dulu. Dalam perkembangannya, seni tradisional ini hampir hilang sehingga banyak tokoh yang mencoba menghidupkan kesenian ketoprak dengan berbagai variasi yang dipadupadankan dengan kondisi saat ini (kontemporer), seperti Ketoprak Humor.
2. Lebaran ketupat atawa dalam bahasa Jawa dinamakan bakda kupat, yang dilaksanakan sepekan setelah lebaran. Hampir semua orang memasak ketupat, sehingga disebut lebaran ketupat