Pawuhan

Di masa kecil saya dulu perkara sampah belum menjadi isu yang merepotkan bagaimana mengelolanya. Orang zaman itu cukup sederhana dalam memperlakukan sampah rumah-tangga dan sampah yang ada di sekitar rumah seperti daun-daun kering yang gugur dari pohon yakni dengan membuat pawuhan di halaman atau kebun belakang rumah.

Pawuhan (pa-wuh-an) adalah galian/lubang tanah yang dimanfaatkan sebagai tempat sampah, ukurannya macam-macam misalnya 1 X 1 X 1 m3. Zaman itu belum banyak sampah plastik, sehingga pawuhan sangat efektif sebagai tempat sampah. Jika pawuhan sudah penuh, maka ditutup dengan tanah dan akan membuat pawuhan di tempat lain. Setelah beberapa lama bekas pawuhan tersebut kadang dimanfaatkan untuk media tanam pohon buah-buahan. 

Lalu, bagaimana saya mengelola sampah rumah-tangga?

Di rumah saya sediakan banyak tempat sampah: di dapur, di kamar, di kamar mandi dan di ruang keluarga, tujuannya untuk memudahkan jika sewaktu-waktu menyimpan sampah. Saya belum bisa lepas dari urusan plastik kresek. Setiap belanja, selalu saja menggunakan plastik kresek berbagai ukuran. Plastik kresek bekas tersebut akan saya manfaatkan untuk melapisi tempat sampah, dan hal tersebut akan memudahkan dalam pembuangan sampah.

Dari banyak tempat sampah tersebut, hanya tempat sampah di dapur yang dimanfaatkan untuk membuang sampah basah. Saban pagi, sampah tersebut dikumpulkan lalu dibuang di tempat sampah yang saya taruh di luar pagar.

Karena saya tinggal di kompleks perumahan, pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Sementara/TPS diatur oleh Pengurus RT dan RW. Kami sebagai warga ditarik iuran bulanan pengelolaan sampah.

Saya usahakan memisahkan antara sampah organik dan non organik, tapi sayangnya fasilitas pengelolaan sampah berikutnya tidak membedakan jenis sampah. Tukang sampah akan menggabungkan sampah-sampah yang ada, lalu membawanya ke TPS.

Di sepanjang jalan banyak disediakan sepasang tempat sampah yang dibedakan warnanya, untuk membuang sampah sesuai jenis sampahnya. Nanti, truk sampah dari Pemda akan mengangkut sampah dari TPS atau tempat sampah di sepanjang jalan, untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir/TPA. Lagi-lagi tanpa memperdulikan mana sampah organik, mana sampah non organik.

Mari peduli sampah, sebisa yang dapat kita lakukan.