Pasca tindakan HNP, kuncinya disiplin

Lanjutan bahasan dari artikel: Endoskopi PELD: mengatasi saraf kejepit saya.

Saya hanya ingin berbagi pengalaman pasca tindakan operasi HNP dengan Endoskopi PELD.

Hari H – Operasi

Saya dioperasi Sabtu, 14 November 2020. Setelah selesai tindakan operasi, saya ditanya dokter apakah nyeri masih saya rasakan? Jawabannya, nyeri sampai ujung jari jempol kaki kiri saya sudah lenyap. Saat itu yang saya rasakan: dari pinggang sampai bawah pantat saya sakitnya bukan main (apalagi jika ada gerakan). Maka, setelah urusan admin selesai, saya pulang.

Posisi kursi mobil ditidurkan agar saya nyaman selama perjalanan pulang Jakarta-Karawang. Sampai di rumah, turun dari mobil sampai dengan masuk kamar saya kesulitan berjalan kaki. Harus pelan-pelan, karena begitu kaki saya gerakkan, pinggang saya sakitnya bukan main.

Minggu Pertama

Hari pertama dan kedua di rumah saya diinjeksi antibiotika. Kebetulan ada kenalan perawat RS yang bersedia datang ke rumah untuk melakukan injeksi. Proses injeksi ini lumayan sakit (panas), mungkin karena dosisnya cukup tinggi.

Praktis selama seminggu saya bedrest, sesuai anjuran dokter. Boleh duduk hanya pada saat makan, selebihnya berbaring – bahkan pada saat shalat. Mungkin karena kurang bergerak, sakit di pinggang s/d bawah pantat seperti tidak berkurang dari pertama kali tiba di rumah.

Hari sabtu berikutnya (seminggu setelah operasi) saya kontrol pertama. Bekas jahitan dinyatakan bagus, dan saya diinjeksi untuk menghilangkan sakit (berasa pegal-pegal) di pinggang s/d bawah pantat. Sepuluh menit pasca diinjeksi, pegal-pegal tersebut berangsur berkurang. Saya sudah bisa berjalan dengan lancar.

Minggu Kedua

Seminggu penuh saya cuti, hari senin saya sudah ke kantor. Beraktifitas seperti biasa, namun saya tetap menghindari membungkuk dan naik tangga. Saban hari saya menggunakan korset. Shalat saya lakukan dengan duduk. Pekerjaan rumah seperti nyapu atau ngepel belum berani saya lakukan. Saya menghindari gerakan ekstrim.

Ke kantor pun saya naik taksi online. Obat yang diberikan dokter hanya vitamin syaraf. Pada kontrol kedua, saya diinjeksi lagi untuk menghilangkan pegal yang masih saya rasakan.

Minggu Ketiga

Saya sudah mulai berani mengendarai mobil. Belajar naik tangga, meskipun dengan satu-satu langkah: kaki kanan naik tangga, disusul kaki kiri pada step tangga yang sama, begitu seterusnya.

Saya masih menghindari membungkuk (bahkan sampai sekarang), dan supaya ingat kalau saya jangan membungkuk saya tetap menggunakan korset. Pada minggu ketiga saya shalat masih dengan duduk. Pada kontrol ketiga, saya diinjeksi lagi dan pegal-pegal sama sekali sudah tidak saya rasakan lagi. Benang jahitan pun dilepas.

Minggu Keempat dan Kelima

Saya mengikuti sesi rehabilitasi dengan fisioterapi sebanyak 2 kali. Di sini saya dilatih bagaimana perilaku yang benar pasca operasi: cara mengangkat beban, cara peregangan otot, dll. Hal ini rutin saya praktekkan di rumah, dengan menggelar matras di ruang tamu.

Aktifitas saya kembali seperti biasa, hanya saja saya menghindari mengangkat beban berat seperti galon air atau tabung gas. Untuk itu saya membeli troli kecil untuk memindahkan galon air atau tabung gas tersebut.