Lewat suara Mas Ariel, lagu Separuh Aku memang enak didengar. Sesungguhnya kita ini bangsa yang sangat pemaaf, gampang melupakan kesalahan orang lain. Mas Ariel yang tampil kembali di NOAH disambut gegap gempita oleh publik, sama seperti ketika namanya moncer di Peterpan dulu.
“Sampeyan tahu nggak kalau ada dua grup band dengan nama NOAH di tanah air?” tanya Badar kepada Sobari. “Kasusnya lagi rame banget di dunia inpotenmen,”sambungnya.
“Waduh, kok aku nggak denger ya ada dua NOAH. Memang satunya siapa, Dar?” tanya Sobari dengan mimik serius. Ia memang penggemar berat NOAH-nya Mas Ariel dan kawan-kawannya itu.
“Konon katanya nih, nama NOAH sudah duluan dipakai sebuah grup musik asal Balikpapan sejak 12 Februari 2009,” ujar si Badar sambil matanya merem-melek.
“Terus?” tanya Sobari.
“Ya gitu deh, masing-masing nge-klaim berhak menggunakan nama NOAH,” kata Badar ringan.
“Ngapain ribut-ribut. Nama Badar dan Sobari sedunia ini pasti seabrek. Orang tua kita nggak melakukan klaim ke orang lain yang menamai anaknya sama persis dengan nama kita bukan?” papar Sobari dan melanjutkannya dengan berbisik, “Ini baru dua NOAH saja sudah ribut. Sssttt… kasus ini pasti sudah melibatkan seorang pengacara ya….”
Badar meletakkan jari telunjuknya ke bibirnya, kepalanya tolah-toleh memastikan tak ada orang yang mendengar ucapan Sobari mengenai keterlibatan seorang pengacara dalam kasus itu. Tindakan Badar sungguh lebay.
“Penyelesaiannya gampang aja tuh, Dar. Salah satu dari mereka mengganti namanya menjadi ONAH. Beres!” usul Sobari.
“Bukan begitu Bari. Ini kan berhubungan dengan hak kekayaan intelektual. Harus dibuktikan siapa dulu yang lahir, NOAH Jakarta atawa NOAH Balikpapan. Kan kasihan kalau sekarang ada tuduhan kalau yang band lokal numpang beken. Lagi pula, publik kita akan berlaku nggak adil dalam menilai, akan condong membela yang grup band yang beken, toh?” Badar memberikan penjelasan sependek pengetahuannya mengenai berita yang ia dengar.
“Di luar konteks nih, arti NOAH sendiri apa sih?” tanya Sobari.
Badar garuk-garuk kepala yang diikat dengan udheng itu. Bingung.
Bukannya Noah itu tak lain adalah Nuh? Sebuah nama yang diberikan oleh Gusti Allah bagi seseorang yang dipilih-Nya sebagai nabi, hanya cara menyebutnya berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Di belahan dunia sana menyebutnya Noah, sementara di sini dikenal dengan nama Nuh. Di sini menyebut Sulaeman, di sana menamakan Solomon. Di sana dipanggil Abraham, di sini menyebutnya dengan Ibrahim. Atawa nama Musa di sini, di sana disebut Moses?
Hak paten nama-nama Nabi jelas punya Gusti Allah, dan (sepertinya) semua orang boleh memakai nama-nama itu.