Obrolan sopir taksi

Sopir taksi di kota Jogja atau Solo kebanyakan orangnya ramah-ramah. Nekjika mendapatkan sopir yang grapyak, perjalanan naik taksi terasa menyenangkan karena kita akan mendapatkan cerita-cerita yang tiada terduga, mulai yang remeh-temeh hingga pandangan politik seorang sopir taksi.

Tiga hari di Jogja, mobilitas saya didukung oleh taksi. Enaknya, naik taksi di sini tak usah sungkan untuk jarak dekat karena minimal tarif yang dikenakan Rp 20.000.

Cerita apa saja yang saya dapatkan dari sopir taksi? Berikut di antaranya:

[1]

Semalam saya mendapatkan tamu dari Kalimantan. Keluarga muda dengan dua anak yang masih kecil. Saya kasihan betul kepada mereka, datang jauh-jauh ke Jogja kok belum booking hotel. Saya ajak muter-muter Jogja untuk mencari hotel. Eloknya, hotel di Jogja yang jumlahnya berjibun itu penuh semua bahkan yang kelas melati. Hotel dan penginapan yang masuk gang pun sudah penuh. Karena capek, mereka minta turun di Malioboro.

Sebetulnya, kalau rumah kontrakan saya besar mereka akan saya tampung sementara sebelum mendapatkan hotel.

[2]

Bulan lalu, ketika abu vulkanik Kelud lalu-lintas di Jogja kacau. Karena banyak orang yang membutuhkan jasa taksi, saya nekad saja narik taksi. Kebanyakan tamu saya pergi ke bandara untuk menguangkan tiket, karena beberapa penerbangan membatalkan terbang. Dari bandara tamu minta diantar ke Stasiun Tugu. Begitu saja rutenya.

Abu vulkanik Kelud memenuhi udara Jogja. Kecelakaan yang saya lihat di depan mata beberapa kali terjadi. Di satu sisi, abu tersebut membuat rugi, tetapi bagi pengemudi taksi jadi ngrejekeni.

[3]

Alhamdulillah, anak saya yang besar bisa kuliah di UGM. Sekarang semester 4. Ing atase anak sopir taksi bisa kuliah di sana. Dia ambil jurusan ekonomi. Selepas kuliah dia manfaatkan waktunya untuk bekerja di pabrik kaos oblong yang terkenal itu. Entah, dia kerja di bagian apa. Kalau nggak salah di akuntansi.

Setidaknya sebulan saya menyisihkan lima ratus ribu rupiah untuk membiayai kuliah anak saya tersebut. Ya, untuk beli buku atau kebutuhan perkuliahan lainnya.