No komen no krai

Galau seorang Narablog: berhenti menulis atawa bunuh diri. Sudah sesore ini tidak satu pun komentar yang singgah di artikel terbaru miliknya.

Note: sebuah fiksi mini berjudul Galau Hati Seorang Narablog yang dibuat 18 Mei 2010, waktu itu artikel ini mendapatkan 54 komentar

~oOo~

Secara tak sengaja saya memergoki sebuah artikel yang masih sangat panas – dari alat pantau blog milik saya, baru saja diterbitkan oleh sang Narablog 6 menit yang lalu. Sebagai seorang pembaca diam-diam, saya klik tautan yang ada. Setelah selesai membacanya, saya bertanya dalam hati: apa iya seperti itu?

Bikin penasaran saja.

Pada alat pantau blog yang saya buka satu jam kemudian, di bawah judul artikel tertulis 1 hour ago. Saya klik lagi untuk membaca komentar yang sudah masuk. Blog tersebut biasanya sangat ramai komentar. Aneh. Artikel tersebut masih sepi, tanpa komentar. Setengah jam berikutnya saya berkunjung lagi ke blog tersebut. Kali ini ada satu komentar yang sudah masuk.

Saya tersenyum membaca kata di kolom komentar yang ada. Memang isi komentarnya apa? Lucu kah?

:kok?

Sang Narablog mengomentari tulisannya sendiri. Mungkin ia penasaran, sudah sekian lama kok nggak ada yang memberikan komentar. Hmm, semakin menarik. Saya sisihkan waktu untuk mengintip blog tersebut. Memang benar, sudah sekian lama nggak ada yang memberikan komentar.  Mungkin para pembaca lagi pada sibuk dengan urusannya masing-masing. Atawa, sudah ada yang membaca namun bingung mau berkomentar seperti apa.

Waktu berlalu, saya agak melupakan blog tersebut. Ketika membuka kembali, di sana ada satu komentar pembaca. Tak lama, Sang Narablog buru-buru menghapus komentar pancingan yang cuma “kok?” tadi.

Horeee….!!!