Mengagumi Tari Kecak

Inilah untuk kali pertama saya menyaksikan Tari Kecak secara langsung – di Bali pula – dengan latar belakang langit senja setelah matahari terbenam. Pada sebuah hall yang mampu menampung ratusan penonton, semua mata terpusat pada panggung yang letaknya di bawah pandangan penonton.

Bunyi kentongan diketuk bertalu-talu tanda akan dimulainya Tari Kecak. Kecak adalah jenis tari Bali yang paling unik karena tidak diiringi alat musik atawa gamelan apa pun, tetapi diiringi paduan suara dari sekitar 50-an pria. Epos Ramayana disisipkan ke dalam Tari Kecak ini, yakni ketika Rama dan Sita diasingkan dari istana Ayodya, pergi ke hutan Dandaka ditemani oleh Laksmana. Ketika mereka tiba di tengah hutan, keberadaan mereka diendus oleh Rahwana. Maka, Rahwana terpikat oleh kecantikan Sita dan menyuruh Marica – patih setianya, untuk membantunya menculik Sita. Marica menggunakan siasat mengubah dirinya menjadi seekor kijang emas yang cantik. Arkian, Rahwana berhasik menculik Sita. Rama dan Laksmana berusaha membebaskan Sinta dengan bantuan bala tentara kera di bawah kepemimpinan Panglima Sugriwa. Akhirnya Rama berhasil membebaskan Sita.

~oOo~

Alunan suara 50-an pria bergemuruh, sahut-menyahut terdengar bunyi “cak…cak…cak…” ditingkahi dengan tembang dengan bahasa Bali yang terasa magis. Penonton diam. Terpesona, mengagumi keindahan Tari Kecak.

Adegan 1. Rama, Sita dan Kijang Emas

Rama, Sita dan Laksmana masuk di tengah-tengah penari Kecak, lalu muncul Kijang Emas. Sita meminta Rama menangkap kijang itu. Rama pun meninggalkan Sita yang dijaga oleh Laksmana. Dari jauh terdengar jeritan minta tolong, yang diduga Sita itu suara Rama. Sita menyuruh Laksmana untuk membantu Rama. Laksmana meninggalkan Sita seorang diri.

Adegan 2. Sita dan Rahwana

Rahwana masuk panggung, tarian menggambarkan penculikan Sita. Rahwana berhasil membawa terbang Sita ke Alengka.

Adegan 3. Sita, Trijata dan Hanoman

Sita ditemani oleh Trijata, keponakan Rahwana, selalu meratapi nasibnya selama di Alengka. Pada saat itu muncul Hanoman, menghampiri Sita. Ia berkata kalau ia utusan Rama. Sita menyerahkan cincin kepada Hanoman untuk diberikan kepada Rama dengan pesan agar Rama menyelematkan dirinya dari cengkraman Rahwana.

Adegan 4. Rama, Meganada dan Jatayu

Pada adegan ini, diperlihatkan Rama berperang melawan Meganada, putra Rahwana. Meganada melontarkan anak panah saktinya dan melukai Rama. Dalam kesakitan yang amat sangat, datanglah Jatayu menyelamatkan Rama.

Adegan 5. Rama, Sugriwa dan Meganada

Panglima Sugriwa bertempur melawan Meganada. Pertarungan ini dimenangkan oleh Sugriwa. Pertunjukan tarian diakhiri dengan kemenangan Rama yang berhasil membebaskan Sita. Rama, Sita dan Laksmana kembali pulang ke Ayodya dengan perasaan suka-cita.

~oOo~

Masih diiringi dengan paduan suara, dipentaskan pula Tari Sanghyang Dedari. Tari ini dipertujukkan untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu warga desa. Tari Sanghyang Dedari jenis tarian ritual dengan kepercayaan bahwa pada saat-saat tertentu Sanghyang Dedari menemui umatnya dengan cara memasuki tubuh si penari.

Tari ini dipentaskan oleh dua orang gadis kecil. Sebelum menari, seorang pemangku memberikan mantra. Dengan diiringi paduan suara Kecak, para penari mulai meliuk-liukkan tubuhnya seperti gemulai tarian Legong. Sangat ajaib, gerak mereka selalu sama meskipun mereka menari dengan mata tertutup. Begitu kidung paduan suara terhenti, kedua penari terhempas kemudian segera digotong dan dibebaskan dari pengaruh kesurupan dengan percikan air suci.

~oOo~

Pertunjukan terakhir adalah Tari Sanghyang Jaran. Tarian ini dilakukan oleh seorang lelaki yang sebelumnya di-mantra-i oleh seorang pendeta. Penari tersebut kemudian kesurupan, menari jingkrak-jingkrak seperti seekor jaran/kuda. Ia menari di atas bara api yang berasal dari sabut kelapa.

~oOo~

Di akhir pertunjukkan semua penari berdiri di atas panggung untuk memberikan kepada para penonton untuk berfoto bersama. Jika Anda berkesempatan ke Bali, jangan lewatkan event yang sangat menarik ini.