Ngono ya ngono ning aja ngono

Ungkapan yang sangat terkenal dalam tradisi Jawa “ngono ya ngono ning aja ngono” sering terdengar dalam percakapan sehari-hari biasanya digunakan untuk membuka percakapan yang dimaksudkan memberi nasihat/komentar bagi orang lain yang berbuat suatu kesalahan/keganjilan sikap.  Kalimat ngono ya ngono ning aja ngono dalam arti lugas yaitu begitu ya begitu tapi jangan begitu. Kalau diterjemahkan dalam bahasa gaul sih kira-kira: boleh begitu tapi jangan begituan deh!

Dalam sebuah lagu yang berjudul Rama Ana Maling, ungkapan ngono ya ngono ning aja ngono berulang-ulang terdengar di bagian akhir lagu. Nah, di bawah ini saya sertakan syairnya untuk memudahkan memahami kalimat ngono ya ngono ning aja ngono.

ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling (ayah… ada pencuri)
tulungana anakmu lagi kelangan (bantulah anaku yang sedang kehilangan)
ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling (ayah… ada pencuri)
rina wengi kelap-kelip ra karuan (siang malam tak bisa tidur)
ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling (ayah… ada pencuri)
yen aku edan apa Rama ra kelangan? (kalau aku gila apa ayah tidak merasa kehilangan?)
nyekel maling mestine ya digebuki (menangkap pencuri seharusnya ya dipukuli)
tobat Rama luwih becik aku mati (ampun ayah, lebih baik aku mati)
e, e, e, e, thole, malinge apa nggegirisi? (e, anak lelakiku, apa pencurinya itu menyeramkan/menakutkan?)
tobat Rama, malinge niku edi peni (ampun ayah, pencurinya itu cantik sekali)
sing digawa apa? (yang dibawa apa?)
niki sing ten njero niki (ini, yang di dalam sini)
ing njero ngendi? (di dalam mana?)
niki sing gemandhul niki (ini yang menggantung sini)
niki lo ten njero dhadha (ini loh yang ada di dalam dada)
ati kula sing digawa lunga (hati saya yang dibawa pergi)
ngono ya ngono (begitu ya begitu)
ngona ngono ning aja ngono (begita-begitu tapi jangan begitu)
ngono ya ngono (begitu ya begitu)
ngona ngono ning aja ngono (begita-begitu tapi jangan begitu)
[Lagu Rama Ana Maling ini dipopulerkan oleh Eddy Silitonga]

~oOo~

Bagaimana kalimat “ngono ya ngono ning aja ngono” bisa dikatakan pada seseorang? Contohnya, si A mendapatkan promosi jabatan di tempat yang basah (=bukan tukang pel, penjaga kolam renang atawa sebangsanya). Dari gaji bulanan yang ia dapatkan sudah lebih dari cukup. Tetapi memang sifat dasar manusia, apa yang ia peroleh belumlah cukup. Dengan wewenang yang ia punyai, ia mulai memainkan perannya: korupsi dan kolusi. Belum puas, ia mulai menindas pihak lain. Perilakunya sudah kebangetan. Bolehlah, jika ketemu dengannya kita menyapanya dengan “Mas, ngono ya ngono ning aja ngono! Ditangkap KPK baru tahu rasa, lu!”

~oOo~

Suatu hari, sampeyan ditraktir oleh seorang teman. Dengan menggunakan aji mumpung, sampeyan makan sesukanya. Lauk ini-itu sampeyan embat. Minuman yang sampeyan pesan pun yang aneh-aneh. Selesai makan, sampeyan glegekan, hoek-hoek bersendawa. Perut kenyang sampeyan terasa makin sempurna dengan klepas-klepus udud  rokok kretek paling mahal. Nah, sampeyan jangan heran jika teman sampeyan akan berkomentar (dalam hatinya): “Ngono ya ngono ning aja ngono. Ngisin-isini waris!”

Note: Tulisan ini untuk menyemarakkan Gerakan 30 Hari Menulis (G30HM). Minggu 2: #2