Makhluk dimensi sebelah

Maksudnya bukan mBak yang ini

Dalam satu kunjungan ke suatu plant, seorang teman berkata sambil berbisik: “Kita diikuti seseorang. Perempuan cantik!” Kami – ada bertiga, menoleh ke belakang. Tak ada siapa-siapa yang mengikuti kami. “Siapa sih?” tanya saya, penasaran.

“Perempuan bergaun merah!” jawab teman tadi dengan mantap. Ya, ia memang dapat melihat makhluk dimensi sebelah.

“Benar-benar perempuan cantik kah ia?” tanya saya.

“Iya, mirip ….,” jawabnya dengan menyebut nama bintang sinetron.

“Yakin? Bukan wewe gombel?” saya mengejarnya dengan pertanyaan heran.

“Maksudmu, hantu yang kedua susunya sampai ke tanah itu? Bukan yang itu, ia cantik banget,” papar teman saya.

Kisah di atas terjadi belasan tahun lalu. Setidaknya, sampai kemarin sore saya sudah melupakan peristiwa tersebut.

~oOo~

Bayangkan situasi ini. Ada bangunan pabrik yang hampir lima tahun tidak beroperasi. Saban harinya cuma dijaga oleh dua Satpam dan jika malam hanya lampu di pos Satpam dan halaman belakang pabrik yang menyala. Di sebelah kiri bangunan pabrik ada tanah kosong: sebagian berupa coran, rerumputan, tumbuh beberapa pohon beringin yang sudah tumbuh akar gantungnya, semak perdu yang lama tidak dirapikan.

Daripada nganggur, lahan kosong tersebut dimanfaatkan sebagai tempat parkir, termasuk untuk memarkir bus, minibus dan truk yang sudah bobrok. Sudut favorit untuk memarkir Kyai SX4 ada di bawah pohon beringin, karena teduh. Nanti, menjelang maghrib dan saya belum berniat pulang ke rumah, Kyai SX4 saya pindahkan ke tempat yang terbuka. Kebetulan, kantor saya bertetanggaan dengan bangunan pabrik tersebut dan sedang dalam kekurangan lahan parkir.

Konon, di dalam minibus yang teronggok di sudut parkiran itu dihuni oleh kawan-kawan kita dari dimensi sebelah. Beberapa karyawan yang sering kerja lembur, pernah melihat penampakan mereka. Bahkan kawan kita yang berada di minibus itu seakan-akan melambaikan tangannya memanggil supaya mendekat.

Karena padatnya acara rapat yang berlangsung hingga maghrib, saya lupa memindahkan Kyai SX4. Sekitar jam 8-an pekerjaan saya kelar dan siap-siap pulang ke rumah.

Ketika membuka pintu kanan Kyai SX4, saya mendengar sapaan hangat seorang perempuan: “Baru pulang, pak?”

Saya tengok siapa yang menyapa saya, kaget sejenak dan saya menjawab, “Iya, mbak!”

Jegger!!! Pintu saya banting, putar kunci kontak, atret, dan wuss…..!!! Saya sempatkan menengok sosok perempuan cantik yang saya tinggalkan  melalui spion di atas dasbor.

Perempuan bergaun merah yang menyapa saya tadi tak nampak di sana.