Kutukan Sebuah Bedak

Sudah tiga hari ini wajahku hancur. Aku malu untuk keluar rumah, bahkan aku memilih berhenti bekerja.

Aku senang bukan main ketika mendapatkan bedak yang mahal yang selama ini aku idam-idamkan. Sebagai wanita siapa sih yang tidak ingin tampil cantik? Semenjak aku memakai bedak mahal itu aku makin percaya diri dengan penampilanku. Pacarku juga terkesima dengan penampilan baruku. Ah, bedak ajaib! Membuat wajahku semakin berseri-seri. Aku pun menjadi semakin giat bekerja, karena banyak mata memandangku.

Hari minggu sengaja aku bangun agak siang. Hari itu, pacarku ingin mengajakku pergi. Aku harus berdandan untuknya. Selesai mandi, aku mulai berdandan di depan kaca. Betapa kagetnya diriku, di pipiku ada bintik-bintik berwarna coklat kemerahan. Aku mencoba menutupi dengan bedak ajaib…oh… terasa makin gatal. Tidak tahan rasanya, aku garuk pipi kiri dan pipi kananku. Makin merah, dan mulai lecet di sana sini.

Aku tetesi obat merah…. makin perih dan makin banyak saja bintik-bintiknya. Di cermin aku makin tidak mengenali wajahku. Emakku ikut panik ketika aku berteriak karena shock. Pada saat yang bersamaan pacarku datang. Aku sungguh malu, tidak mau menemuinya.

Emak akhirnya membawaku ke pak mantri yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Oleh pak mantri diberi obat oles. Mendingan, tidak begitu gatal lagi. Tetapi, itu hanya sebentar saja, kulit wajahku mulai mengelupas. Wajahku mirip zombie!

Esoknya, aku ke dokter spesialis kulit. Emak terpaksa menggadaikan kalung satu-satunya untuk biaya berobat ke dokter. Berkurangkah penderitaanku? Tidak, rasanya malah semakin parah. Kali ini aku tidak bisa membuka bibirku, lengket oleh luka yang setengah mengoreng. Mata kanan yang bisa terbuka.

Hari ketiga, emak membawa seorang dukun ke rumah. Wajahku diolesi bunga empat rupa. Aku meraung-raung kesakitan. Dukun itu aku usir keluar kamarku.

Kini aku sendiri, menutup wajahku dengan bantal. Cermin telah aku hancurkan, aku tidak berani menatapnya lagi. Bedak mahal ajaib di atas itu seperti menggodaku. Aku pun berpikir, jangan-jangan karena bedak ini wajahku jadi hancur berantakan begini.

Tanganku meraihnya, ingin membantingnya. Tetapi aku tidak punya kekuatan untuk itu. Kawan, tahukah kalian, bedak mahal ajaib itu sebenarnya bukan milikku, tetapi milik orang lain yang aku ambil ketika tertinggal di kamar mandi tempatku bekerja.

Aku sedang mendapatkan karma!

PS :
Kemarin salah satu pasien saya bercerita kalau di kantornya sering terjadi kehilangan barang. Jelasnya, bukan hantu yang lagi iseng mencuri barang milik karyawan