Kubu Kurawa klaim kemenangan

Lakon ini sebagai sambungan dari Menangkap Drupada.

Berita kemenangan Kubu Pandawa menangkap Drupada segera tersebar ke seluruh pelosok Hastinapura. Rakyat pendukung Yudhistira untuk dinobatkan sebagai Pangeran Pewaris Tahta Hastinapura melakukan yel-yel kemenangan di mana-mana. Para relawan segera membuat acara penyambutan pahlawan mereka. Keberhasilan menangkap Drupada oleh para Pandawa seolah menjadi obat kecewa para pendukung Pandawa setelah acara Debat Dua Pangeran yang dibatalkan Resi Drona beberapa hari sebelumnya.

Euforia kemenangan Pandawa membuat gemas Kubu Kurawa. Mereka tak mau tinggal diam, strategi harus segera disusun dan dilaksanakan secara masif di lapangan.

Tentu saja Kubu Kurawa mengandalkan Patih Sengkuni untuk menyusun siasat menghadapi kemenangan Pandawa. Tidak dengan kekerasan, sebab hal itu akan terlihat sangat mencolok. Mereka harus menggunakan cara yang licik dan rakyat harus bisa terhasut sehingga mau mendukung Kubu Kurawa yang akan menempatkan Duryodana sebagai Pangeran Pewaris Tahta Hastinapura.

***

Iring-iringan Pandawa sudah sampai di tapal batas Hastinapura. Dengan keikhlasannya, rakyat Hastinapura menyambut kedatangan Yudhistira dan keempat adiknya. Mereka membuat barisan rapi, bergerak berarak menuju alun-alun Hastinapura.

Di antara rombongan itu ada Prabu Drupada yang tangannya terbelenggu. Bima yang badannya kekar yang bertugas menggandeng tangan Drupada supaya tidak melarikan diri.

Sampailah mereka di alun-alun. Panggung kehormatan sudah disiapkan oleh para relawan Pandawa. Yudhistira dan keempat adiknya naik ke atas panggung. Tak lupa, Bima membawa Prabu Drupada juga.

“Wahai rakyat Hastinapura. Lihatlah, kami yang memenangkan pertandingan yang dibuat oleh guru Drona. Atas restu kalian, kami, para Pandawa telah berhasil menangkap Raja Pancala. Sekarang biarkan kami melaporkan keberhasilan pekerjaan ini kepada Prabu Destarasta, guru Drona dan Resi Bhisma,” teriak Yudhistira agar didengar oleh khalayak.

“Tidak bisa…!!! Bukan Pandawa yang memenangkan pertandingan hingga bisa menangkap Drupada. Para Kurawalah yang telah mengalahkan Drupada sebelumnya, hingga Pandawa bisa dengan mudah melumpuhkan dan menangkap Drupada!” ujar Sengkuni dari belakang panggung yang diikuti oleh para Kurawa. Ia didapuk sebagai jubirnya Kubu Kurawa.

Semua orang yang mendengar kata-kata Sengkuni seperti tersihir. Diam seribu bahasa. Inilah kesempatan bagi Sengkuni melanjutkan kalimat hasutya.

“Tak mungkin bagi Pandawa yang berjumlah lima orang itu mampu menangkap Drupada yang perkasa. Tahukah kalian, kalau sebelumnya Duryodana dan adik-adiknya telah menyerang Drupada hingga Raja Pancala kehabisan tenaga. Nah, pada saat-saat seperti itulah para Pandawa datang dan meringkus Drupada. Kesimpulannya, kamilah pemenangnya. Hidup Kurawa… hidup Kurawa…!” tutur Sengkuni membangkitkan semangat pendukungnya.

Rakyat di alun-alun menjadi bingung. Siapa sebetulnya pemenangnya, Kurawa ataukah Pandawa?