Kopiah amoh

Saban jumatan di mesjid yang ini, saya kok selalu duduk pas di shaf belakang seorang anak muda yang memakai kopiah amoh. Kenapa saya sebut amoh, sebab bagian atas kopiah yang ia kenakan dalam keadaan berlubang dan di pinggiran lubang terlihat benang-benangnya berantakan. Amoh dalam bahasa Jawa berarti rusak karena berlubang/sobek biasa untuk benda yang berbahan kain.

Kebiasaan anak muda ini setelah selesai shalat sunat, ia akan menyalami orang-orang di sekitarnya. Mereka yang duduk di kanan-kirinya dan depan-belakangnya  akan mendapatkan jatah jabat erat tangannya. Karena sering mendapatkan salam seperti itu, maka jika mau masuk mesjid atawa selesai jumatan saya dan ia sering saling lempar senyum.

Jumat minggu lalu, sengaja saya membawa kopiah dari rumah. Ada dua kopiah yang saya bawa, baru dan bekas pakai. Modelnya mirip kopiah yang sering ia pakai, yakni model kopiah haji. Selesai jumatan saya menunggu ia yang masih berdoa. Sambil berjalan keluar mesjid, saya berikan dua kopiah tersebut.

“Mas, ini ada kopiah. Mudah-mudahan ukurannya cocok.”

Ia mengucapkan terima kasih dan mengulurkan tangannya mengajak berjabat.

Loh, kok jumatan kali ini ia masih mengenakan kopiah amoh-nya? saya bertanya dalam hati. Apa ia tidak suka dengan kopiah pemberian saya?

Saya duduk di sebelahnya, yang kebetulan ada tempat. Khatib belum naik mimbar, ini kesempatan saya bertanya kepadanya.

“Kopiahnya kemarin nggak pas ukurannya ya, Mas?”

“Oh, bukan pak… bukan. Terima kasih banyak atas pemberian kemarin. Dua kopiah kemarin, yang masih di dalam plastik saya simpan. sayang pak kalau dipakai.”

“Terus yang satunya?”

“Diminta oleh bapak saya. Ia senang sekali dengan kopiahnya. Ia langsung memakainya dan berkata kepada saya.”

“Bapaknya bilang apa?”

“Aku sudah pantas kan jadi pak haji. Kata bapak saya sambil berdiri di depan cermin.”

“O, begitu. Nanti bilang ke bapak ya kalau kopiah yang ia pakai itu dulu saya beli di Tanah Suci.”

Anak muda itu mencium tangan saya. Kesempatan tersebut saya gunakan untuk berkata kepadanya supaya memakai kopiah yang ia simpan. Kopiah itu juga saya beli di Tanah Suci.

~oOo~

Kisah di atas diceritakan oleh teman saya yang biasa kami sapa dengan sebutan Pak Haji, di Forum Jumat Petang kemarin. Pak Haji sendiri tak pernah terlihat mengenakan kopiah. Ia lebih senang memamerkan kepalanya yang botak.