Kata kyai juga digunakan sebagai nama samaran untuk harimau, jika seseorang akan melewati hutan. Ketika melewati hutan kita pamali menyebut langsung nama harimau/macan, karena harimau dianggap sebagai binatang yang berkuasa di hutan dan sangat ditakuti (dari artikel yang berjudul Kyaine)
Sewaktu saya bekerja pada sebuah perusahaan HPH di tlatah Kalimantan Tengah, tupoksi yang dibebankan kepada saya adalah urusan pembukaan wilayah hutan. Saya mesti memetakan pohon-pohon yang akan ditebang, dengan membuat trase jalan pembuka untuk masuk ke hutan dan menggambarkan pada sebuah peta. Untuk pekerjaan tersebut, paling tidak membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Tim timber-cruising terdiri dari beberapa kelompok, masing-masing mendapatkan jatah memetakan area seluas kira-kira 1 km2. Karena butuh waktu dua atawa tiga minggu, tim timber-cruising membawa bekal makanan untuk hidup di dalam hutan.
Sebagai rimbawan tingkat pemula, saya sering dicekoki oleh teman-teman mengenai cerita-cerita seram yang sering mereka temui di dalam hutan. Awalnya saya memang ngeri, tetapi lama-lama biasa saja. Beberapa kali bersimpangan dengan ular ukuran besar – salah satunya membuat saya trauma hingga kini jika melihat seekor ular atawa melihat kijang yang sedang merumput. Pernah teman-teman saya bercerita kalau malam sering menjumpai seekor harimau.
Tentu saja saya heran, apa benar di hutan Kalimantan terdapat harimau? O, rupanya bukan seperti harimau yang saya bayangkan karena mereka menyebut harimau dahan. Binatang sejenis kucing ini sangat aktif berburu di malam hari dan banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak dengan lincah di antara pepohonan. Satwa liar yang dimangsanya seperti monyet, ular, mamalia kecil, burung, rusa dan bekantan.
Saya sendiri belum sempat melihat atawa bertemu secara langsung dengannya. Hanya saja, untuk menjaga etika di dalam hutan saya akan menyapanya dengan kalimat, “Kyaine, saya numpang lewat…!”
Harimau yang pernah saya lihat tentu saja yang ada di kebun binatang atawa Taman Safari atawa pun di pentas sirkus. Itu pun dalam jarak yang sangat jauh. Kalau pun dalam jarak dekat, pasti ada pembatasnya. Namanya juga binatang yang (sangat) buas, pengelola kebun binatang akan membuat pengamanan bagi para pengunjungnya.
Belum lama berselang, saya “berurusan” dengan seekor harimau, yakni saya berkesempatan berfoto bareng dengannya. Bahkan beliau diam saja ketika ekornya saya angkat atawa saya permainkan kupingnya. Adegan memegang dan mengelus harimau hanya berlangsung beberapa detik saja. Saya gemetaran dan wajah pucat pasi, sementara beliaunya cuma merem kriyip-kriyip karena ngantuk.
Sebuah momen yang sangat istimewa, karena Kyaine penguasa Padeblogan bertemu dengan Kyaine penguasa hutan.
Trus, gw harus bilang wow gitu?