Ketahanan pangan

Mari bersama saya menyusuri lorong waktu untuk menuju ke tahun 810 dengan lokasi berkoordinat 7°36″29’S 110°12″14’E.  Sekarang Anda tahu, kita ada di mana?

Kita dapat melihat ada ribuan orang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Bunyi dentang besi bertemu dengan batu yang dipukul dengan martil, terdengar bersahut-sahutan. Sementara itu, di tepi sungai batu-batu ukuran raksasa ditarik oleh belasan gajah untuk dibawa ke atas bukit. Tidak ada orang yang menganggur, semua bekerja (sangat) keras untuk merampungkan sebuah mahakarya manusia pada zaman itu.

~oOo~

Ribuan pekerja yang membangun Candi Borobudur itu tentunya memerlukan pasokan logistik yang melimpah bukan? Lalu, kira-kira dari mana mereka memperoleh bahan makanan? Nenek moyang kita memerlukan impor atawa melakukan swasembada pangan?

Bumi Nusantara yang subur, gemah ripah loh jinawi, waktu itu masih bisa memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang hidup di atasnya. Selain sumber daya alam yang jumlahnya sangat banyak, penguasa saat itu arif dalam mengelolanya. Untuk memasok kebutuhan pangan para pekerja yang membangun Candi Borobudur yang memakan waktu puluhan tahun, berapa ton beras yang dibutuhkan? Berapa gerobak sayuran? Berapa juta butir telor atawa berapa ribu ton ikan untuk lauknya? Berapa ton tempe atawa tahu untuk lauk dan nyamikan mereka? Berapa ton rempah-rempah untuk bumbunya? Berapa ton kopi atawa jahe untuk minuman penyemangat kerja mereka?

Ketahanan pangan Nusantara saat itu hebat sekali.

~oOo~

Kita beralih ke lorong waktu sebelah sini untuk menuju ke 500 tahun setelah Candi Borobudur dibangun. Lihatlah, betapa majunya Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.

Ketahanan pangan Majapahit saat itu hebat sekali. Mungkin itu yang menjadi salah satu pertimbangan Mahapatih Gajah Mada melakukan Sumpah Hamukti Palapa, sebuah tekad yang sangat kuat menyatukan berbagai kerajaan yang tersebar di bantaran kepulauan eks-Negeri Atlantis ke dalam sebuah Kerajaan Majapahit Serikat. Tanpa ketahanan pangan yang kuat, mustahil cita-cita Gajah Mada terwujud. Nanti, setidaknya ada dua kerajaan yang susah ditaklukkan oleh Majapahit yakni Pajajaran dan Pagaruyung.

Apakah di akhir keruntuhan Majapahit, ketahanan pangannya masih kuat?

masih berlanjut…