“Kita makan di sini?” tanya Mas Suryat.
“Ojo. Cari yang lain. Agak sono-an dikit,” jawab Cak Ganis.
“Kenapa? Bukankah masakannya enak?” kata Mas Suryat.
“Wis ta, cari yang lain. Rumah makan sepi gitu. Ntar habis makan tak ceritai,” desak Cak Ganis.
Mas Suryat curiga, pasti ada apa-apanya. Jangan-jangan Cak Ganis ninggal utang di rumah makan Padang itu. Tapi, Mas Suryat mengikuti maunya Cak Ganis saja. Mereka pun makan di rumah makan Padang yang lain.
Sebagai praktisi yang berhubungan dengan customer service Mas Suryat selalu tersenyum ketika membaca motto atawa filosofi rumah makan Padang dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggannya: Jika Anda puas beritahu teman, jika Anda tidak puas beritahu kami. Tulisan motto atawa filosofi tersebut ditulis di atas pintu keluar. Meskipun tak semua rumah makan Padang menuliskan motto tersebut.
~oOo~
Dalam perjalanan pulang dari makan siang, Cak Ganis bercerita.
Kejadian ini kira-kira sebulan yang lalu di sebuah rumah makan Padang. Waktu itu aku pesan daging cincang yang ditaruh di sebuah piring kecil. Sesendok demi sesendok, daging cincang itu tak telan bersama nasi putih yang masih kebul-kebul. Pada sendokan yang kesekian aku mendapati sesuatu yang menjijikkan: ada bangkai seekor cicak terlentang di antara daging cincangnya! Aku segera komplain ke pemilik rumah makan.
Hatiku menjadi semakin mendongkol ketika yang punya rumah makan menawarkan mau mengganti daging cincang yang ada cicaknya tadi dengan yang baru. Tentu saja tak tolak, karena masakan daging cincangnya yang itu-itu juga. Para pengunjung lain mulai bertanya ada apa dan aku pun berterus terang kepada mereka kalau di daging cincangnya ada cicaknya. Aku keluar dari rumah makan setelah membayar makanan dan minuman. Konyol ya, pemilik rumah makan masih mau menerima pembayaran dan tanpa ada permintaan maaf. Seperti nggak punya salah apa-apa.
~oOo~
“Makanya rumah makan itu sekarang sepi. Waktu itu banyak orang yang menyaksikan insiden cicak,” Cak Ganis menutup ceritanya.
“Cerita tentang keburukan selalu cepat menyebarnya,” sela Mas Suryat.